Auranya Memikat, AHY Disambut Ribuan Warga dan Puisi Tokoh

SuaraBojonegoro.com – Agus Harimurti Yudhoyono atau yang biasa dikenal AHY, Rabu (23/1/2019) petang berkunjung ke Dusun Karangtengah, Desa Bangilan, Kecamatan Bangilan, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Bertempat di rumah tokoh linta generasi dan lintas komunitas serta tokoh adat, Mujoko Sahid, putra SBY disambut ribuan warga dan puisi sang tokoh tersebut.

Kedatangan Komanda Satuan Tugas Bersama (Kogasma) itu sudah sangat dinanti. Meski gerimis, ribuan warga tidak buyar. Rela berdesak-desakan untuk dapat mendekat ke tokoh muda bangsa yang diidamkan itu.

Ribuan warga itu datang dari seluruh wilayah Tuban. Bahkan banyak diantaranya tertinggal moment langka itu karena jarak rumahnya dengan lokasi kunjungan jauh. Sedangkan yang sudah berada di lokasi, nampak banyak yang meminta swafoto dengan tokoh muda potensial itu.

Kedatangannya didampingi anggota DPR RI/MPR RI sekaligus tokoh pendekar silat berpengaruh, Didik Mukrianto langsung menyapa ribuan warga dari berbagai kalangan itu. Memang AHY dikenal gemar blusukan ke penjuru nusantara untuk lebih dekat dengan masyarakat.

“Berkat rencana Tuhan, kita dipertemukan sore menjelang magrib disini setelah saya mendengar ada warga ingin bersilaturrahim dengan saya. Alhamdullilah, dengan senang hati saya dapat hadir, dengan disambut antusias luar biasa oleh warga,” ungkapnya.

Menjadi komitmennya setelah terjun kedunia politik, sebagai sarana pengabdian untuk dapat memberikan yang terbaik untuk bangsa dan negara. “Saya menyadari sepenuh hati tempat seorang pemimpin adalah di tengah-tengah masyarakat. Insyaallah, lewat puisi pesan moral yang dibacakan menjadi dukungan yang kami butuhkan dan Insyaallah akan kami perjuangan aspirasi warga sekalian semoga sehat walafiat,” tuturnya menanggapi puisi Mujoko Sahid yang dibacakan dihadapannya dan ribuan warga.

Baca Juga:  Penambang Pasir Manual Diminta Perhatikan Dampak Lingkungan

Sementara itu, tokoh sentral yang menjadi tuan rumah acara itu, Mujoko Sahid mengatakan bahwa kunjungan itu menindaklanjuti komunikasi sebelumnya dia dengan SBY. Bahwa pendiri Partai Demokrat itu akan berkunjung ke Bangilan, sehingga melalui anaknya (AHY) hal itu diwujudkan.

“Kita hanya memfasilitasi agar pemimpin negeri ini selalu dekat dengan rakyatnya dan rakyatnya juga dekat dengan pemimpinnya. Ini juga tindak lanjut dari pesan pak SBY untuk bersilaturrahmi kesini (rumahnya). Sekarang sudah ditepati putra beliau,” kata Mas Sahid, panggilan akrab Mujoko Sahid.

Sedangkan puisi yang dibacakan Mujoko Sahid dalam kunjungan fenomenal itu adalah sebagaimana berikut :
Ada bedanya antara
diam berpangku tangan
Dengan yang berjalan
Ada bedanya antara
Yang mengatakan sesuatu
Dengan yang melakukan sesuatu

Diam adalah emas itu tamsil klasik
Yang Sering menjadi rumah besar
Tempat sembunyi para durjana

Jika diam itu emas
Tak mungkin nelson mandela
Memilih renta mendekam dalam penjara

Jika diam adalah emas
Tak mungkin diponegoro
memilih mengangkat senjata
Melawan angkara

Jika diam adalah emas
Tak mungkin sudirman memilih bergerilya
menyusuri pahit getirnya belantara

Jika diam adalah emas
Tak mungkin Sukarno sang putra fajar
memilih basi menghuni jeruji besi

Mas Agus Harimurti
Jika diam adalah emas
Tak mungkin Ayahmu , Susilo Bambang Yudhoyono Sang guru bangsa
Memilih dihujat , dibully, dicaci maki
Demi meluruskan sebuah kesaksian

Diam belum tentu emas
Diam sering hanya pencitraan

Mas Agus Harimurti
Pada diri ksatria sejati
Pada jiwa-jiw yang merdeka
Pantang diam berpangku tangan
menangisi kegelapan
Sembunyi dari kesaksian

Mas Agus Harimurti
Mengatakan kebenaran pasti pahit
Bersikap pasti berdampak
Berjuang pasti beresiko

Mas Agus Harimurti
Katakan PRO pasti kamu disanjung
Katakan setuju pasti kamu dirindu
Katakan tidak kamu pasti kamu ditalak

Mas Agus Harimurti
Lalu apa arti demokrasi ?
Lalu apa makna merdeka ?

Mas Agus Harimurti
Jika engkau sama seperti mereka
Memilih diam tapi mengharap emas

Jika engkau sama seperti mereka
Berlagak pahlawan, tapi menggunting dalam lipatan

Jika engkau sama seperti mereka
Bersatu santun
Tapi memendam bara dalam sekam

Mas Agus Harimurti
Jika engkau tidak mau napak tilas
Apa yang sudah dipondasikan ayahmu
Engkau belum pantas
Membawa Embel-embel Yudhoyono
Dibelakang nama Agus Harimurti. 

(Lis/SB)