7 Siswa SDN Sumberrejo III Tetap Bertahan Menolak Dimerger

Reporter : Suyati

SuaraBojonegoro.com – Siswa SDN Sumberrejo tetap bertahan meski kini hanya tersisa 7 siswa, walaupun banyak intimidasi dari pihak lain dan ditambah tawaran dari Dinas Pendidikan Bojonegoro untuk mau dimerger. Minggu (05/07/23)

Informasi yang muncul di beberapa media tentang kondisi polemik merger di beberapa sekolah dasar di Bojonegoro khusunya SDN Sumberrejo III yang sampai saat ini tetap bertahan menolak merger.

Saat awak media Suarabojonegoro.com datang ke SDN Sumberrejo III dilokasi masih tampak masih ada siswa yang melakukan aktifitas belajar dilorong kelas dengan dibantu guru dari wali murid.

Terlihat masih ada 6 siswa dan 1 siswa tidak masuk dikarenakan orangnya sakit, para siswa belajar dengan giat meski dengan kondisi yang memperihatinkan.

Baca Juga:  Mengenal Lebih Dekat Tugas Polisi, Siswa SDIT Kunjungi Polsek Padangan

Ketika di wawancarai terkait pemberitaan dari media lain Yulin Arysandi mengungkapkan bahwa kami akan tetap bertahan sampai ketua DPRD Bojonegoro ABDULLOH UMAR, S.Pd memberikan keputusan sidang dan sidak tempo hari yang dilakukan oleh Komisi C DPRD Bojonegoro, karena keputusan itu belum kunjung ada hasil kami akan terus mengejar keputusan tersebut sampai final untuk kami.

“Saya akan tetap menunggu bapak Umar selaku ketua DPRD agar segera memberikan kami keputusan terkait sidak waktu itu, dan kami berharap keputusan yang dilakukan secara adil,” Ungkap Yulin.

Yang disayangkan Yulin terhadap Bupati Bojonegoro perihal tidak adanya meninjauan ulang sebelum up story di Instagram pribadi miliknya ditambah lagi dengan pemberitaan di media jika merger sudah sukses, nyatanya masih ada penolakan merger di dua sekolah.

Baca Juga:  Dua Hari Pencarian, Korban Tenggelam di Bengawan Solo Ditemukan Tewas

“Bisa-bisanya merger di bilang sukses padahal murid juga diberi kebebasan untuk memilih sekolah lain kalau tidak mau dipindah ke SDN Sumberrejo II, jika begitu namanya bukan merger tapi pengusiran murid berkedok merger.” Tegas Yulin Arysandi.

Merger itu sendiri adalah menyatukan dua atau lebih sekolah guna mencapai pengelolaan yang lebih efektif dan efisien serta meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan. Dalam dunia pendidikan merger lebih berkaitan dengan penyusutan jumlah sekolah. Banyaknya sekolah dengan jumlah siswa yang kurang memadai berdasarkan standar nasional mengakibatkan pemborosan pembiayaan pendidikan. Untuk itu, pemerintah mengupayakan alternatif penyusutan sekolah melalui merger sekolah. (Red/Yat)