Yanto Myk Pensiunan Disbudpar Bojonegoro, Wakili Delegasi  Bidang Seni Budaya Indonesia di Bosnia- Herzegovina Eropa Timur 

Reporter : Lina Nur Hidayah

SuaraBojonegoro.com – Terinspirasi dari perjalanan seorang Seniman ( Budayawan) yg mengabdi pada seni Budaya tanpa mengenal lelah.Yanto Myk seorang seniman yang mungkin nama tersebut tak asing lagi bagi kita karena eksistensinya dalam dunia seni budaya masih dapat nikmati karyanya hingga saat ini.Tanpa kenal kata pamrih, beliau yang saat ini berusia jelang 62 tahun justru memberikan inspirasi akan semangatnya menggeluti bidang seni dan trus berkarya. Sebagian hidupnya memang untuk mengabdi pada dunia yang beliau geluti yakni dunia seni budaya. Berawal dari karirnya , sebagai seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) guru olah raga di salah satu SD di Sugihwaras, tepatnya SDN Glagahwati 2, karena memiliki hobby di bidang seni budaya, akhirnya pada tahun1992 beliau ditugaskan belajar di STKW Surabaya, dengan biaya pendidikan dari Propinsi jatim.

Kemudian ditarik di CabDinDik untuk membantu menangani kegiatan seni budaya kabupaten baik giat lokal, regional, nasional , bahkan Internasional pada saat itu. Rabu (16/10/24).

” Tahun 2000 jadi staf Disdik Bojonegoro hingga tahun 2007 kemudian pindah ke staff Disbudpar Bojonegoro pada saat itu,” Cerita singkat Yanto MYK kepada wartawan suarabojonegoro.com.

Pensiunan Kepala bidang Kebudayaan Disbudpar Bojonegoro ini, hingga usia nya menjelang 62 tahun ini tetap energic dan selalu menunjukkan eksistensinya dalam bidang seni. Setelah secara resmi dinyatakan pensiun dari PNS pada tahun 2021.

Di tahun 2024 ini Yanto Myk membina sanggar Seni Abdi Dalem Sugihwaras, diujung menyiapkan anak SMAN 1 Sugihwaras untuk tampil dihadapan Kadisdik Prop Jatim dan Kacabdindik Bojonegoro – Tuban pada tanggal 11 Oktober 2024 kemarin ,terpaksa harus tinggalkan anak didiknya dan menyerahkan binaannya pada para pelatih sanggar, karena di waktu yang sama Yanto Myk harus menjalankan tugas menjadi seni budaya dalam misi mewakili Delegasi Indonesia ke Bosnia Herzegovina.

Baca Juga:  Hari Lingkungan hidup, DPD Partai Gelora Indonesia Bojonegoro Gelar Lomba Foto dan Bagi Nasi ke Pasukan Kuning

“Aku tinggalkan,untuk tugas seni budaya yg lain dalam misi Delegasi Indonesia ke Bosnia Herzegovina. Yang tampilan di SMAN ,didampingi oleh para pelatih Sanggar.”Ungkapnya.

Dengan perjalanan dari Indonesia ke Bosnia dengan jarak tempuh yang sangat jauh, Yanto Myk harus berangkat pada tanggal 8 Oktober malam dengan menyusuri hutan jati Bojonegoro, Klino, dan Saradan Madiun.Perjalanan dilanjut pada tanggal 9 Oktober pagi dengan naik kereta ke Jakarta menuju bandara Soekarno- Hatta.

Kemudian pada tanggal 10 Oktober perwakilan Delegasi Indonesia ke Bosnia Herzegovina terbang ke Dubay dengan transit semalam, dilanjutkan terbang ke Turki transit semalam di Istambul, lanjut ke Bosnia , dan landas di Sarajevo pada tanggal 13 Oktober 2024 dengan selisih waktu Indonesia 5 Jam.

“Diantara seluruh peserta delegasi berjumlah 39 orang. Saya adalah paling tua, dengan usia jelang 62 tahun. Dan semuanya sebut dan panggil saya dengan PAK DHE. Dari anggota delegasi tersebut yang paling muda adalah anak putri usia 9 tahun, dari anak-anak berjumlah 7 anak. Yaitu 4 dari Madiun dan 3 dari Dayak pedalaman.”Ungkap Yanto Myk.

Tepatnya tanggal 14 Oktober 2024 perwakilan delegasi Indonesia bloking panggung digedung bergengsi di Ibukota Bosnia, Sarajevo.

“Diawali,kita harus bikin kolaborasi 5 daerah dengan Indonesia, saya mempunyai ide untuk clossing lagu Indonesia Pusaka, masing-masing tampil bergabung. Dengan ending 2 bendera Negara tertampilkan. Kami berlatih kolaborasi saling isi dan hasilnya memukau,” Ungkapnya.

Kemudian ditambahkan oleh Yanto Myk pada tanggal 15 Oktober 2024 juga menampilkan pertunjukan seni asli Indonesia dengan tampilan memukau dihadapan ratusan penonton( audion ) warga Bosnia dan Wisatawan setempat.

” Jadi dari Indonesia tidak hanya menampilkan pencak silat saja. Namun, dari Dayak tampil musik dan tari Sape. Dari NTT, musik Sasando dengan lagu Daerah NTT, dari Sanggar Karaya DKI, tari Daerah Nusantara, dari Kelompok Simpe Sunda, musik Degung, Gamelan serta Tari Merak Sunda dan Jaipong, yang dari Sanggar Seni Budaya Sugeng Santoso menyajikan pencak silat Indonesia,”Jelasnya kepada suarabojonegoro lewat via WhatsApp.

Baca Juga:  HMP PPKn IKIP PGRI Bojonegoro Soroti UU MD3

Selanjutnya pada hari berikutnya, Delegasi Seni Budaya Indonesia melakukan ramah tamah dan makan malam bersama dengan Duta Besar Indonesia.

“Ketika pertujukan selesai, penonton tetep tidak beranjak dari tempat duduknya. Setelah diberi kesempatan foto bersama dengan Delegasi, maka akrablah penyaji dengan Audion saat itu,”Paparnya.

Sementara itu, dijelaskan lebih lanjut oleh Yanto Myk untuk lolos sebagai perwakilan delegasi Indonesia harus mengikuti berbagai tahap tes kelayakan.

 

Setelah melalui tes beberapa data berkesenian oleh semacam organizer, kelayakan sebagai pelaksana pendelegasian dari Kemendikbud, maka 5 kelompok seni, yang berasal dari sanggar dan Universitas, dari Dayak,Kalbar,Seni musik dan tari Sape,Kelompok Simpe dari Sunda ( Unpas) , Kelompok Tari Karaya dari DKI, Kemudian Musik Sasando dari Pulau Rotte NTT, dan Sanggar Seni Budaya Sugeng Santoso Madiun harus melakukan tahap seleksi hingga terpilihlah sebagai perwakilan Delegasi Indonesia bidang seni Budaya.

“Dari Sanggar terakhir inilah dari sanggar Budaya Sugeng Santoso Madiun, saya terpilih sebagai bagian dari penata,dan penasehat sajian( koreo) serta Nara Sumber ,” Tambahnya.

Yang mana untuk materi dari Madiun sendiri PENCAK SILAT INDONESIA”. Yaitu Tradisional Non IPSI,kemudian IPSI,serta pencak silat dalam laga action film.Setelah berbagai pentas dilakukan para delegasi tersebut juga mengikuti workshop di Universitas Sarajevo dan nantinya akan mendapatkan sertifikat yang ditandatangani oleh Duta besar RI.(Lin/red)