Reporter: Sasmito Anggoro
SuaraBojonegoro.com – Ratusan warga yang mendatangi kantor PPIK (Pusat pengembangan industri kreatif) dijalan veteran Bojonegoro yang menjadi tempat pengajuan e-KTP berjubal dan memenuhi ruangan pendaftaran, mereka saling berebut dan berdesakan untuk mengumpulkan blangko formulir pembuatan e-KTP, bahkan beberapa perempuan sempat berteriak histeris akibat terdesak oleh warga yang lain, Rabu (19/12/18).
Kejadian ini diduga akibat mesin antrian yang tidak jalan, serta blangko pengajuan e-KTP yang cepat habis, sehingga warga merasa cemas jika tidak bisa mengajukan pembuatan e-KTP.
Dari data yang dihimpun SuaraBojonegoro.com bahwa Tampak petugas kuwalahan menerima blangko pengajuan e-KTP karena warga saling berdesakan dan mengumpulkan blangko dimeja petugas, meskipun beberapa petugas mengingatkan akan tetapi sekaan tak peduli warga terus merengsek maju ke meja petugas untuk mengumpulkan blangko pengajuan e-KTP tersebut.
“Karena semua maju dan mengumpulkan ya saya ikut berdesakan, khawatir nanti tidak bisa antri,” kata Zaenab warga Kecamatan Ngasem.
Awalnya warga ini berebut nomor antrian pada mesin antrian, akan tetapi tiba tiba warga mulai merengaek masuk dan ke meja petugas kemudian mengumpulkan stopmap mereka yang berisi blangko pengajuan e-KTP.
Sementara itu Plt. kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Tedjo mengatakan bahwa pengurusan e-KTP yang mudah sehingga membuat warga harus datang lebih awal serbu kantor baru untuk pembuatan e-KTP.
“Karena juga mesin antrian hanya satu, sehingga warga saling tidak sabar untuk mendapatkan nomor antrian,” Kata Tedjo Sukmono.
Warga yang akan mengurus e-KTP ini bahkan harus rela datang pada pukul 05.00 WIB untuk mendapatkan antrian awal, akan tetapi tidak sedikit warga yang memang sengaja datang lebih awal.
Adapun jumlah blangko yang terbatas juga membuat pengajuan e-KTP harua ditutup lebih awal, karena jika semua blangko dikeluarkan maka besok tidak dapat dikerjakan karena blangko habis.
“Ada 500 lembar blangko dan harus disisakan karena kalau semua diberikan besok harus tutup, itu yang tidak boleh terjadi,” Kata Tedjo. (Sas*)