Reporter: Bima Rahmat
SuaraBojonegoro.com – Irawan, salah satu warga Desa Ngrowo, Kecamatan Bojonegoro, Kabupaten Bojonegoro, mendatangi kantor PLN ULP Bojonegoro, untuk mempertanyakan kenaikan listrik miliknya yang menigkat hampir 100 persen. Rabu (01/07/20).
Kepada awak media Irawan, menjelaskan selama dua bulan ini tidak ada pengecekan listrik, hal ini dikarenakan adanya wabah pandemi Covid-19.
“Akhirnya dibuat rata-rata, mungkin kelebihannya di bebankan pada bulan Juni, sehingga melonjak,” katanya.
Selain itu dirinya juga menerima bukti-bukti pembayaran atau penagihan selama ini. Irawan mengaku jika sampai saat ini dirinya tidak menggunakan atau menambah peralatan maupun barang-barang listrik secara berlebihan.
“Tetap setabil, mungkin karena pandemi ini tidak ada yang ngecek, sehingga dibebankan pada bulan Juni, sehingga ada kenaikan,” ujarnya.
Dari penjelasan petugas PLN UPL tersebut dirinya mengaku puas. Namun demikian dirinya akan tetap mengecek data-data pembayarannya.
“Sebagai konsumen saya berhak tanya, kenapa ada melonjak seperti ini,” jelasnya.
Sementara itu, Manager ULP PLN Bojonegoro, Agus Pitojo, menjelaskan bahwa terkait kenaikan tagihan listrik pada bulan Juni ini adalah berdasarkan anjuran dari pemerintah terkait adanya PSBB. Dengan adanya PSBB itulah petugas meter pada bulan Maret dan April tidak turun lapangan untuk membaca meteran pelanggan.
“Akhirnya dibuatkan rata-rata pemakaian tiga bulan sebelumnya yakni Desember, Januari, Pebruari,” ucapnya.
Akhirnya, lanjutnya pada bulan Mei petugas mulai membaca. Selain itu menurutnya pada dua bulan tersebut bertepatan dengan bulan puasa dan lebaran ditambah lagi pada saat itu diterapkan PSBB. Sehingga kebiasaan masyarakat untuk penggunaan listrik menjadi naik.
“Akhirnya dikalkulasi di Mei itu, yang akhirnya timbul di rekening bulan Juni kemarin” imbuhnya.
Namun demikian dari PLN sendiri memberikan solusi kepada para pelanggan yakni dapat membayar 40 persen bagi yang naik 20 persen dari tagihan sebelumnya. Selanjutnya dari sisa pembayaran yang 60 persen selanjutnya dapat diangsur.
“Dan itu sudah kita sampaikan ke pelanggan dan media. Mangkanya pelanggan pun yang komplain ke kita cukup banyak, ada ratusan,” pungkasnya. (Bim/red).