Reporter : Ciprut Laela
SuaraBojonegoro.com – Terkait dengan syair lagu “ngelenyer” ciptakan Bupati Anna Muawanah, saat ini sengaja di viralkan dan dibuat lomba ditingkat Desa, dianggap menyinggung dan menyepelekan kepemimpinan Bupati sebelumnya. Maka banyak dari masyarakat Bojonegoro baik dari kalangan pejabat dan rakyat jelata protes atas lagu tersebut karena dirasa kurang elok.
Pinto Utomo S.H.,M.H., selaku advokat dan pendiri kantor hukum Triyasa sekaligus menjelaskan bahwa pemimpin Bojonegoro yang sekarang itu membanggakan kinerjanya dalam membangun Bojonegoro khususnya sarana dan prasarana jalan itu luar biasa/berhasil, akan tetapi jika kita cermati secara seksama, Bupati sekarang perlu menghargai upaya Bupati Bojonegoro sebelumnya dalam membangun sarana prasana khususnya jalan seperti program pavingisasi dan lain sebagainya yang terlebih dahulu pernah di laksanakan.
“Seolah-olah pemimpin Bojonegoro Yang sekarang menganggap bahwa dirinyalah yang paling berhasil membangun Bojonegoro, maka itu yang harus disikapi, karna keberhasilan itu tidak terlepas juga dari perjuagan pemimpin Bojonegoro sebelumnya,” Ungkap Pria Lulusan Magister Hukum Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, Senin (20/12/2021).
Lebih lanjut ungkap Pinto, seperti contohnya dana APBD Bojonegoro tidak langsung sebesar sekarang, APBD Bojonegoro itu bisa sebesar itu karena ada perjuagan dan upaya dan usaha dari Bupati sebelumnya, harusnya saling menghormati, menghargai, dan tidak mengolok-olok seperti yang ada dalam tag line lagu “Nglenyer” yg sengaja di Viralkan sekarang.
Lagi pula menurut Pinto, dana dari APBD Bojonegoro sangat besar kurang lebih 7 Trilyun rupiah, jadi siapa saja yang menjadi Bupati jelas bisa membagun Bojonegoro, karena dananya sudah ada dan juga sudah tersedia.
“Jadi intinya hormatilah pemimpin sebelumnya jangan malah meremehkan, mencibir, menghina dan lain sebagainya melalui lagu itu. Yang didalamnya mengajak lapisan masyarakat dan para Kepala Desa khususnya untuk tidak menghargai usaha dan upaya Pemimpin Bojonegoro sebelumnya, kasarnya membully tidak secara langsung, tapi melalui sebuah lagu,” terang Pinto Utomo.
Sebelumnya juga sempat terdapat kritikan terkait lagu yang berisi syair tentang program Pavingidasi Bupati terdahulu Suyoto yang menyebabkan celaka orang lain sehingga seolah olah program Jalan Paving diduga mendapatkan bullyan keras melalui lagu yang saat ini sedang dibuat lomba oleh Desa Desa di Bojonegoro. (Prut/Red)