SUARABOJONEGORO.COM – Kerusakan jalan di beberapa wilayah Kabupaten Bojonegoro, membuat sebagian masyarakat merasa tidak nyaman dan tidak aman dalam menjalankan aktifitas. Bahkan, sebagian masyarakat menanami jalan berlobang dan rusak dengan tanaman.
“Sejak musim penghujan tiba, jalanan menuju Dusun Kedungrejo yang sering di lewati truk-truk proyek maupun truk pengangkut hasil panen rusak parah,” kata Syaiful, salah satu warga Kedungrejo, Kecamatan Bojonegoro, Kabupaten Bojonegoro.
Senada juga disampaikan, Aris, salah satu pengguna jalan sepanjang jalan Desa Pacul menuju Bangilan, dirinya mengeluhkan hal yang sama. Rusaknya jalan tersebut dianggapnya sangatlah parah. Selain itu dirinya juga mempertanyakan sikap pemerintah yang dianggapnya acuh dan terkesan mengabaikan.
“Penaganannya selama ini cuma tambal sulam saja. Kalau kecelakaan tunggal sering terjadi apalagi saat hujan seperti ini, karena kondisi jalan yang tergenag air sehingga pengguna jalan tidak tahu kalau jalannya berlubang,” ujarnya.
Dirinya berharap, kedepan Bupati Bojonegoro yang terpilih dapat memprioritaskan terkait infrastuktur jalan, khususnya pada jalan poros kecamatan. Sehingga, diharapkan dengan infrastuktur jalan yang baik dapat menunjang perekonomian masyarakat Bojonegoro.
Menaggapi keluhan masyarakat tersebut salah satu calon wakil Bupati Bojonegoro, Pudji Dewanto mengaku memiliki jawaban terkait keluhan masyarakat Bojonegoro. Jika pasangan Basuki dan Pudji Dewanto ini direstui menjadi orang nomor satu di Kabupaten Bojonegoro maka ia menargetkan jalan poros kecamatan dalam dua tahun kepemimpinannya harus dapat terselesaikan, dan tiga tahun selanjutnya jalan desa.
“Manusia jangan pernah menyerah dengan keadaan alam, Jalan Bojonegoro yang rusak itu sepanjang 315 kilometer. Itu jika kita taruh semua 1 kilometernya Rp 2 miliar, berarti kita butuh uang Rp 600 miliar. Kalau kita mau mengurus masalah jalan 1 atau 2 tahun ya selesai. Tapi kita akan mengasih target yang realistis, karena yang kita lakukan adalah poros kecamatan dulu yang selesai,” ucapnya.
Pria yang akrab disapa Kang PD ini, tidak sependapat jika kondisi jalan di Kabupaten Bojonegoro yang diklaim memiliki kondisi tanah gerak. Pada kesempatan ini, dirinya memberikan contoh pembangunan di poros dari Kecamatan Baureno menuju Kecamatan Kepohbaru yang dulunya di paving terus dibongkar dan selanjutnya dicor.
“Kalau bisa menentukan jenegan lihat disana paving dilepas dan diganti cor, kenapa dulu kok tidak langsung dicor dari awal. Makanya kalau itu tanah gerak, bukan hanya jalannya yg ditata tetapi jg drainasenya perlu diperhatikan,” jelasnya.
Bahwa pembangunan infrastuktur jalan dan jembatan, lanjut Kang PD, merupakan hal yang penting untuk menunjang ekonomi masyarakat Bojonegoro. Maka dari itu, pasangan dengan akronim Basudewa ini mempunyai tarjet yang harus terukur.
“Anggaran kita sangat cukup dan besar, tetapi tetap harus diperhatikan berdasarkan skala prioritas,” ucapnya.
Maka dari itu, pasangan Basudewa selalu menolak dana abadi Minyak dan Gas. Dirinya menjelaskan, jika selain itu dirinya juga optimis jika pendapatan asli daerah (PAD) yang dapat di tingkatkan dalam lima tahun kedepan hingga sampai Rp 1 triliun.
“Jika dalam lima tahun PAD kita Rp 1 triliun, maka kita tidak akan tergantung pada DBH, itu lebih realistis. Dana abadi saya menolak, kenapa demikian, karena selain regulasinya belum jelas, pertanggung jawabannya juga belum jelas. Kenapa tidak berfikir itu dikembalikan untuk masyarakat,” pungkasnya.
Selain itu, Basudewa berpendapat, bahwa investasi bukan hanya uang yang disimpan. Tapi investasi jangka panjang seperti investasi kesehatan, pendidikan, pembangunan jalan, dan jembatan itu yang seharusnya jauh lebih penting. (*/red)
Reporter : Bima Rahmat