Sembelih Kurban, Pak Tris Pinggiran Ajak Masyarakat Jaga Kerukunan

oleh -
oleh
Reporter: Iwan Zuhdi

suarabojonegoro.com – Hari Raya Idul Adha menjadi momentum bagi umat islam untuk berbagi kepada sesama. Sebagaimana diperintahkan, umat islam berbondong-bondong sembelih kurban. Demikian juga dengan Pak Tris Pinggiran yang juga sembelih kurban di Desa Dayu Kidul, Kecamatan Kedungadem (03/09/2017).

“Hari raya kurban menjadi momentum bagi kita semua untuk menguji ketaatan kita. Perintah kurban menjadi sunah muakad yang harus dikerjakan bagi siapa saja yang berkemampuan. “ Tutur Pak Tris Pinggiran.

Dalam rangkaian penyembelihan dan pembagian daging kurban yang dihadiri oleh Kepala Desa Dayu Kidul Sukamto beserta beberapa jajaran perangkat desa dan sejumlah masyarakat itu, Pak Tris Pinggiran berkesempatan menyampaikan sambutan.

“Mari kita jadikan hari raya yang istimewa ini untuk mengasah keihlasan kita. Ikhlas berbagi kepada sesama. Menjaga keharmonisan masyarakat yang majemuk dengan berperilaku adil dan mengutamakan saudara.” Terangnya.

Pak Tris menambahkan bahwa sebagai warga negara yang beragama, keurukunan hidup harus selalu djaga. Melaksanakan kurban berarti juga menjalankan amanah Pancasila sila yang pertama, yakni Ketuhanan Yang Maha Esa.

Pancasila bukan sekedar rangkaian sila-sila. Ia adalah dasar negara yang kelahirannya memerlukan tinta darah para pahlawan. Tentu kita wajib memegang teguh sebagai dasar kehidupan bernegara.

“Jauhkan diri dari perilaku yang merusak nilai-nilai moral Pancasila. Jaga keberagaman dan kesatuan dalam bermasyarakat. Apalagi sebentar lagi Kabupaten Bojonegoro akan melaksanakan Pilkada. Mari kita berikhtiar membaikan diri agar kita dianugerahkan pemimpin yang adil dan amanah. Agar terwujud kehidupan yang sejahtera dan menenteramkan.” Tutur Pak Tris.

Pak Tris juga berpesan agar masyarakat Dayu Kidul yang mayoritas berprofesi sebagai petani untuk mengelola hasil panen dengan baik. Agar dapat mencukupi kebutuhan hidup keluarga hingga musim panen berikutnya. Terlebih saat ini Kabupaten Bojonegoro tengan memasuki musim kemarau, sehingga biaya produksi pertanian kian meninggi.   (Wan/Adv)