SUARABOJONEGORO.COM – Industri wisata Bojonegoro mampu membuka peluang usaha yang cukup menjanjikan jika digarap maksimal. Banyak peluang usaha seperti kuliner, kerajinan, makanan khas dan lain sebagainya yang semestinya dapat ditangkap warga untuk meningkatkan perekonomiannya.
Potensi inilah yang ditangkap pasangan calon bupati (Cabup) dan calon wakil bupati (Cawabup) Bojonegoro, Soehadi Moeljono dan Mitroatin. Mereka membuat program pelatihan keterampilan soft skill dengan memanfaatkan potensi sumber daya lokal secara gratis bagi warga pedesaan.
Melalui program ini warga akan memiliki keterampilan sehingga akan lebih kreatif dalam memanfaatkan potensi sumber daya lokal, untuk mendukung sektor wisata.
Di obyek wisata Bukti Cinta Negeri Atas Angin Desa Deling, Kecamatan Sekar, misalnya. Obyek wisata yang menawarkan keindahan panora alam pegununungan itu hingga saat ini, belum memiliki kuliner khas yang bisa ditawarkan pengunjung.
Padahal setiap hari libur jumlah pengunjung mencapai ratusan dari dalam dan luar Bojonegoro. Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Atas Angin telah berencana mengembangkan kuliner khas dengan memberdayakan warga setempat, terutama bagi yang belum bekerja.
“Masih rencana, karena butuh modal dan pelatihan,” ujar Ketua Pokdarwis Atas Angin, Didik Priyoman.
Banyak potensi yang berasal dari sumberdaya lokal yang dapat dimanfaatkan sebagai wisata kuliner. Yakni olahan dari singkong dan Jagung. Nantinya, akan dikemas baik berupa keripik singkong, brondong, dan lain sebagainya.
“Rencananya, jika itu berjalan kita akan membangun kios-kios khusus makanan khas di lokasi wisata Bukit Cinta,” tandasnya.
Wisata kuliner tersebut, selain mengangkat nilai jual singkong dan jagung, juga diharapkan meningkatkan pendapatan warga melalui wirausaha tersebut.
“Kalaupun ada program pelatihan gratis berbasis soft skill, kami akan sangat setuju sekali. Terlebih, saat ini masih merintis dari awal niat tersebut,” tegasnya.
Didik berharap, Pemkab Bojonegoro mendatang bisa meningkatkan sumber daya manusia melalui pelatihan-pelatihan sebagai upaya pengembangan wisata lokal Bojonegoro.
Sementara Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) LMDH Ngunut, Kecamatan Dander, Lukandam, mengaku, saat ini upaya meningkatkan wisata lokal berupa “Water Fun” dan Hutan Rindang terus dilakukan mengingat besarnya minat masyarakat untuk berwisata air dan juga hutan.
“Kita terus tingkatkan, dan ada ide-ide bermunculan untuk mencari inovasi baru menambah daya tarik wisatawan,” imbuhnya.
Meski belum terfikirkan di bidang kuliner, namun pihaknya berusaha membuat usaha baru untuk dijadikan peluang bisnis di sela-sela kegiatan wisata tersebut. Yakni, penyediaan pucuk jati yang dipasarkan di beberapa wilayah.
“Lain itu ada juga tanaman singkong yang melimpah,” tukasnya.
Singkong-singkong milik warga, kebanyakan langsung dibeli tengkulak dari luar daerah baik singkong basah maupun kering. Kalaupun diolah perlu ada yang memulai terlebih dahulu.
“Mungkin karena belum ada yang bisa membuat keripik singkong atau olahan lain, jadi tidak ada yang buat,” tandasnya.
Jika usaha kuliner dan hasil kerajinan dari jati bisa dikembangkan, dirinya optimis bisa meningkatkan pendapatan warga. Apalagi dengan memanfaatkan keberadaan wisata air dan hutan di Desa Ngunut seperti sekarang ini.
“Kalau ada pelatihan gratis ya boleh saja, selama itu baik pasti kami setuju,” imbuhnya.
Pihaknya berharap, Pemkab kedepan bisa membantu meningkatkan pariwisata lokal dan tidak mengandalkan industri minyak dan gas bumi saja. Dengan memberikan pelatihan peningkatan keterampilan warga, dan pengembangan wisata lokal.
Dimintai tanggapannya, Cabup Soehadi Moejono, menyatakan, kedepan telah menyiapkan program keterampilan agar masyarakat sekitar wisata bisa menangkap peluang usaha dengan memanfaatkan sumber daya lokal.
“Itu akan memberikan nilai tambah ekonomi bagi bagi warga,” tegas mantan Sekda Bojonegoro ini. (*/red)