SUARABOJONEGORO.COM – Ternyata tak hanya infrastruktur sekolah tingkat SD yang kondisinya memprihatinkan, sejumlah SMP negeri di Kabupaten Bojonegoro bangunannya tak jauh berbeda.
Kerusakan gedung, atap, lantai, dan minimnya fasilitas penunjang kegiatan belajar mengajar (KBM) lainnya itu, telah berlangsung sepanjang 10 tahun terakhir. Saat ini mendesak untuk segera dilakukan perbaikan, hingga direhabilitasi secara total.
SMPN 1 Kalitidu yang banyak disebut sebagai sekolah favorit di wilayah Kecamatan Kalitidu, kondisinya cukup mengenaskan. Dari 24 kelas separuhnya dalam kondisi memprihatinkan.
Kerusakannya meliputi lantai dan tembok mulai retak, kusen jendela keropos dimakan rayap, tidak ada plafon. Sudah begitu atap tempat berteduh untuk KBM terbuat dari esbes.
“Sudah sepuluh tahun rusak seperti ini,” kata Wakil Kepala SMP Negeri 1 Kalitidu, Adi Siswo Prastowo, kepada wartawan sambil menunjukkan kerusakan bangunan, Rabu (21/3/2018).
Dengan atap bangunan dari esbes, mengakibatkan KBM tak nyaman. Guru yang mengajar, maupun siswa yang diajar kepanasan jika cuaca terik.
“Salah satu ruangan, plafonnya terpaksa disangga dengan kayu. Kalau tidak bisa saja jebol karena lapuk,” jelas Adi.
Ruang laboratorium, dan Perpustakaan juga tak difungsikan sebagaimana mestinya. Dua ruang itu dipakai kelas lantaran kekurangan ruang.
“Misalnya untuk laboratorium IPA dan Bahasa Indonesia, terpaksa digunakan untuk siswa kelas dua,” ungkap Adi.
Akibatnya apbila guru mengajar IPA maupun lainnya yang menggunakan alat peraga, terpaksa harus mengangkut ke masing-masing kelas.
“Kebutuhan komputer yang wajib dimiliki sekolah dalam menghadapi UNBK juga sangat kurang,” tuturnya.
Selama ini, pihak sekolah menggunakan komputer seadanya, serta meminjam dari Guru dan labtop milik siswa sendiri.
Oleh karena itu, pihaknya sangat setuju dengan rencana peningkatan fasilitas infrastruktur baik bangunan dan sarana prasana. Berharap mendapatkan bantuan dari Pemkab setempat sulit sekali.
“Bantuan peninggian bangunan yang diberikan tahun lalu juga dari Pemerintah Pusat, bukan Pemkab,” lanjut pria berkacamata minus ini.
Senada disampaikan Wakil Kepala Sekolah SMPN 1 Trucuk, Kecamatan Trucuk, Danang Widodo. Dia katakan, kondisi di lembaga pendidikan tempatnya mengajar memang butuh perbaikan.
Sejumlah titik yang mendesak diperbaiki, diantaranya, atap sekolah yang mulai melengkung. Tembok dan lantai retak-retak.
“Meski tidak berpotensi roboh, tapi jika dibiarkan terus atap yang melengkung itu juga akan ambruk,” jelasnya ditemui terpisah.
Selain itu, lembaga pendidikan yang berada di utara Sungai Bengawan Solo itu, masih kekurangan sarana prasarana laboratorium IPA, dan Bahasa.
“Alat peraganya banyak yang tidak lengkap,” tandas Danang Widodo.
Kondisi tersebut mempengaruhi KBM, karena guru dalam mengajar tak hanya menjelaskan saja. Terkadang juga membutuhkan alat peraga.
“Itu akan lebih mengena ke siswa,” tandasnya.
Selama ini, untuk meningkatkan infrastruktur lembaganya, selain mengandalkan bantuan dari pemerintah juga swadaya dari siswa.
Baik Adi Siswo maupun Danang Widodo berharap kepada Pemkab Bojonegoro kedepan, untuk membantu meningkatkan fasilitas pendidikan baik berupa pembangunan gedung yang layak, penambahan ruangan kelas, serta sarana dan prasarana yang memadai.
“Ada perhatian lebih untuk sekolah-sekolah di Bojonegoro, karena demi meningkatkan kualitas SDM,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan Bojonegoro, Pudji Widodo, menjelaskan, dari 48 SMP negeri/swasta di Bojonegoro, sebanyak 35 ruang belajarnya rusak ringan, 27 ruang rusak sedang, dan rusak berat 13 ruang.
Di tahun anggaran 2018 dua SMP akan direhabilitasi, dengan anggaran Rp551 juta. Rinciannya, ruang guru di SMP Negeri 1 Kapas sebesar Rp351.117.963, dan ruang kelas di SMP Negeri Model Terpadu Rp200.000.000.
“Lainnya bertahap,” sambung mantan Kepala SMA Negeri 1 Bojonegoro ini.
Menanggapi hal itu, salah satu Calon Bupati Bojonegoro, Soehadi Moeljono, menyatakan, kedepan pihaknya telah menyiapkan program peningkatan layanan mutu pendidikan dengan pembangunan infrastruktur maupun kelengkapan sarana prasarana.
“Dengan begitu kegiatan belajar mengajar bisa nyaman dan efektif. Sehingga sekolah benar-benar dapat memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat untuk mewujudkan sumber daya manusia generasi Bojonegoro yang tangguh dan memiliki daya saing,” pungkas Cabup yang berpasangan dengan Kader NU Mitroatin ini. (*/red)