Penyidik Polisi Periksa Saksi Dugaan Masalah Bingkisan Lebaran

Reporter : Bima Rahmat

SuaraBojonegoro.com – Satreskrim Polres Bojonegoro, kembali memeriksa saksi terlapor atas dugaan pengambilan paksa bingkisan lebaran di Desa Kepohkidul, Kecamatan Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro. Kamis (29/07/21).

Salah satu saksi Sugeng, salah satu warga Dusun Sumberwungu, Desa Kepohkidul, menjelaskan bahwa hari ini ada tiga warga Dusun Sumberwungu, Desa Kepohkidul, Kecamatan Kedungadem,, yang memenuhi panggilan penyidik sebagai saksi terlapor atas dugaan penjarahan bingkisan Pemkab Bojonegoro.

“Ada tiga yang hari ini diperiksa,” katanya.

Sugeng, menceritakan jika kronologi awal dirinya bersama warga Dusun Sumberwungu lainnya mengambil bingkisan tersebut lantaran tidak tahu jika bingkisan tersebut adalah milik Pemkab Bojonegoro yang akan di bagi-bagikan kepada petugas satgas Covid 19.

Baca Juga:  Kades Deling Diperiksa Penyidik Kejari Bojonegoro Sebagai Saksi

“Setahu saya ada orang yang bagi-bagi sembako. Karena ada yang bagi-bagi ya saya ikut minta,” jelasnya.

Setelah Sugeng dan warga lainnya tahu jika bingkisan tersebut adalah milik Pemkab Bojonegoro dan ada pihak yang melaporkannya atas dugaan penjarahan selanjutnya warga berinisiatif untuk mengembalikan bingkisan tersebut ke tempat semula. Selain itu pengembalian bingkisan tersebut di karenakan warga Dusun Sumberwungu, merasa tidak terima jika dirinya dianggap menjarah.

“Kita kembalikan karena kita dianggap menjarah. Ya kita tidak terima karena waktu kejadian tersebut tidak ada penolakan atau penghalangan dari yang punya,” pungkasnya.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, belasan warga Kepohkidul mengembalikan bingkisan bansos Natura pemutus mata rantai COVID-19 dari Pemkab Bojonegoro. Bingkisan itu dikembalikan di lokasi tempat mereka menerimanya.

Baca Juga:  Kodim Bojonegoro Dapat Bingkisan Lebaran Dari Polres

Warga kesal karena dituduh mengadang hingga menjarah bingkisan yang dibagikan dari mobil Suzuki Ertiga bernopol S 1074 BP sekitar 10 hari lalu. Bahkan saking kecewanya, warga juga mengacungkan Kartu Petani Mandiri (KPM). Kartu itu sendiri berisi janji janji kampanye Bupati Anna Mu’awanah terkait program petani
yang belum terealisasi. (Bim/red).

*Foto: dok. SuaraBojonegoro