PEMIMPIN YANG ADEM versus PEMIMPIN YANG MARAH -MARAH

oleh -
oleh

SuaraBojonegoro.com – Menghadapi pilkada Bojonegoro tahun 2024 tentu menjadi gawe besar rakyat bojonegoro karena akan menentukan nahkoda pemimpin Bojonegoro 5 tahun ke depan. Lembaga Hikmah dan Kebijakan publik Pimpinan Daerah Muhammadiyah Bojonegoro dalam ngaji politik yang di adakan pada Sabtu tanggal 27 Juli 2024 di rumah bapak Suyuti anggota DPRD kabupaten Bojonegoro yang beliau juga anggota LHKP PD Muhammadiyah, yang di hadiri wakil ketua PD.Muhammadiyah Bojonegoro yang membidangi lembaga hikmah dan kebijakan publik, Sholikin Jamik dan ketua Lembaga Hikmah dan kebijakan publik Heli Suharjono , Sugito sekretaris LHKP dan seluruh pengurus LHKP. salah satu bahasannya, mengajak rakyat Bojonegoro untuk memilih kepala daerah yang punya karakter mampu menciptakan suasana kerja dan pemerintah yang lebih kondisif serta meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam proses pembangunan bukan memilih kepala daerah yang suka marah marah dan merasa selalu paling benar. Adapun ciri-ciri kepala daerah yang adem (tenang dan bijaksana) meliputi:

1. Ketenangan Emosional: Mampu menjaga ketenangan dan tidak mudah marah, bahkan dalam situasi yang menegangkan atau penuh tekanan.

2. Pendengar yang Baik: Menunjukkan kemampuan untuk mendengarkan dengan seksama masukan, kritik, dan keluhan dari masyarakat dan bawahannya.

3. Berkepemimpinan yang Saluran: Mengedepankan pendekatan yang mendorong partisipasi dan kolaborasi, serta membuat keputusan yang didasarkan pada diskusi yang konstruktif.

4. Penuh Pertimbangan: Mempertimbangkan setiap keputusan dan kebijakan dengan matang, menganalisis berbagai kemungkinan dampaknya sebelum bertindak.

5. Empati dan Sensitivitas: Memahami perasaan dan kebutuhan masyarakat serta menunjukkan kepedulian terhadap isu-isu sosial yang dihadapi oleh warganya.

6. Komunikasi yang Positif: Menggunakan komunikasi yang mendukung, mengedepankan dialog yang sehat, dan menyampaikan informasi dengan jelas dan lugas.

7. Kepemimpinan yang Inspiratif: Mampu menginspirasi dan memotivasi bawahannya untuk bekerja sama mencapai tujuan tanpa menggunakan paksaan atau intimidasi.

8. Mengutamakan Keadilan: Bersikap adil dan objektif dalam pengambilan keputusan, serta memperhatikan kesejahteraan semua lapisan masyarakat.

9. Penerimaan terhadap Umpan Balik: Terbuka untuk menerima kritik dan saran, serta tidak merasa tersinggung saat mendapatkan masukan dari orang lain.

10. Membangun Hubungan yang Baik: Mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat, sehingga menciptakan suasana saling percaya dan dukung-mendukung.
Sedangkan ciri-ciri kepala daerah yang suka marah-marah dapat meliputi:

1. Reaksi Emosional yang Cepat: Sering menunjukkan kemarahan atau frustrasi dalam situasi yang mungkin tidak memerlukan reaksi tersebut.

2. Sikap Otoriter: Menerapkan pendekatan yang keras dan menuntut, serta tidak menerima kritik atau masukan dari bawahannya maupun masyarakat.

3. Kurangnya Kesabaran: Tidak sabar dalam menghadapi masalah atau keluhan, lebih memilih untuk mengeluarkan emosinya daripada mencari solusi.

4. Perilaku Agresif: Dapat menunjukkan sikap agresif, baik secara verbal maupun non-verbal, yang dapat menciptakan suasana tegang di sekitarnya.

5. Komunikasi yang Mengintimidasi: Sering kali menggunakan nada suara yang tinggi atau bahasa yang kasar saat berbicara kepada staff atau masyarakat.

6. Memicu Ketidaknyamanan: Membuat bawahannya merasa cemas atau takut untuk menyampaikan pendapat atau laporan karena takut akan reaksi kemarahan.

7. Sulit Mengontrol Emosi*: Tidak mampu menahan emosi dalam situasi yang menegangkan, sehingga membiarkan kemarahan menguasai tindakan dan perkataannya.

8. Tindakan Impulsif: Seringkali mengambil keputusan impulsif ketika marah, tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjang.

9. Kurangnya Kemampuan Memecahkan Masalah: Lebih fokus pada pelampiasan kemarahan daripada mencari solusi yang konstruktif terhadap masalah yang ada.

10. **Kritik yang Berlebihan**: Suka mengkritik secara tajam terhadap orang lain tanpa memberikan umpan balik yang membangun.

dengan ciri ciri pemimpin di atas (baca kepala daerah) maka ngaji politik tersebut mengajak mari memilih pemimpin adem yang Asli lewih apik ketimbang pemimpin yang suka marah dan pendendam. (Red/Lis)