SUARABOJONEGORO.COM – Perempuan memiliki hak yang sama dibidang pembangunan ekonomi baik di keluarga, lingkungan, desa maupun daerahnya. Mereka dapat memberikan peran produktif dengan karya-karyanya yang menghasilkan.
Untuk mewujudkan itu, kaum perempuan harus diberdayakan melalui pemberian serangkaian keterampilan. Mereka semakin empowered agar memiliki bargaining posisi yang dapat meningkatkan jejaring pergaulan, dan kepercayaan diri serta kemandirian di bidang ekonomi.
Hal inilah yang ditangkap pasangan calon bupati (Cabup) dan wakil Bupati (Cawabup) Bojonegoro, Soehadi Moeljono dan Mitroatin, untuk meningkatkan keterampilan kaum perempuan agar lebih berdaya dan mandiri. Baik dalam merintis maupun mengembangkan usaha yang sudah digelutinya.
Seperti kaum perempuan usai produktif di Desa Tikusan, Kecamatan Kapas, rata-rata sudah berwirausaha. Mereka menggeluti usaha pembuatan tahu yang menjadi warisan turun temurun.
Sayangnya usaha yang digeluti kaum hawa itu hanya sebatas pembuatan tahu. Belum dikembangkan lebih luas lagi menjadi aneka jenis produk yang memiliki nilai jual tinggi.
“Namun keterampilan yang mereka miliki masih terbatas,” kata Kepala Desa Tikusan, Yustiningsih, kepada wartawan, Kamis (12/4/2018).
Jika memiliki keterampilan mereka dapat mengembangkan usaha tersebut, menjadi produk olahan yang berbahan baku tahu. Seperti usaha tahu crispi, tahu bakso, french fries tahu, nugget tahu, dan lain sebagainya. Untuk bisa mengolahnya dibutuhkan pelatihan kepada mereka.
“Dengan keterampilan yang dimiliki, tentu mereka akan semakin mandiri dan bisa mengembangkan usahanya,” tandasnya.
Dia berharap, Pemkab o Bojonegoro ke depan bisa melihat prospek-prospek usaha kecil yang sudah dirintis warga, terutama kaum perempuan di Desa Tikusan dengan pemberian pelatihan gratis secara berkala.
M”Senang sekali kalau nantinya memang ada,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Sudu, Kecamatan Gayam, Trikasih, mengaku, banyak sekali potensi bisa yang dikembangkan oleh kaum perempuan di wilayahnya. Hanya saja, karena keterbatasan keterampilan yang dimiliki warga terutama kaum perempuan, banyak usaha kecil yang belum berkembang.
“Seperti membuat keripik tempe, ini pernah ada pelatihan tapi masih butuh dimaksimalkan lagi,” tandasnya.
Dengan memiliki keterampilan, maka para perempuan yang sebagian besar merupakan buruh tani bisa meningkatkan penghasilan. Sehingga butuh dukungan yang maksimal untuk itu, baik berupa pelatihan rutin dan permodalan.
“Sangat bisa dikembangkan kalau memang dilatih, karena sebenarnya ibu-ibu di Sudu ini semuanya semangat dan kreatif,” lanjut mantan anggota DPRD Bojonegoro itu.
Dia berharap Pemkab Bojonegoro kedepan memperhatikan usaha-usaha kecil di pedesaan, terutama di Desa Sudu dengan memberikan pelatihan secara maksimal untuk peningkatan keterampilan.
“Serta membantu pemasaran,” pungkasnya.
Kedua kades perempuan ini mengaku setuju dengan ada program pengembangan keterampilan soft skill berbasis sumber daya lokal secara gratis agar masyarakat bisa mengembangkan lagi usaha yang dimilikinya selama ini.
Dimintai tanggapannya, Cawabup Mitroatin, menyatakan, kedepan telah memprogramkan pelatihan keterampilan gratis bagi masyarakat, termasuk kaum perempuan agar mereka semakin berdaya, mandiri dan memiliki daya saing.
“Dengan keterampilan yang dimiliki mereka akan mampu memanfaatkan potensi sumber daya lokal secara maksimal, sehingga dapat memberikan nilai tambah ekonomi, dan membuka lapangan pekerjaan,” pungkas Kader NU yang berpasangan dengan mantan Sekda Bojonegoro ini. (*/red)