SUARABOJONEGORO.COM – Inti dari sebuah proses belajar mengajar adalah transfer ilmu. Tujuan akhirnya, ilmu yang ditransfer oleh guru bisa diterima dengan baik oleh muridnya. Karenanya, kemampuan guru menciptakan ruang belajar yang efektif menentukan sejauh mana pelajaran bisa diserap murid dengan baik.
Tim ahli smart teaching dari Yayasan Adi Luhung Yogyakarta Aji Syafa menyampaikan hal tersebut kepada 1.320 guru se-kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur di sebuah hotel di kota setempat. Para guru dibagi ke dalam tiga kelompok berdasarkan jenjang dari jenjang Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, dan Sekolah Menengah Pertama.
“Hari ini saya menyampaikan materi joyful learning untuk jenjang guru TK,” ucap Aji, Minggu (10/6/2018). Sedangkan jenjang SMP dan SD sudah dilaksanakan pada 7 dan 8 Juni kemarin.
Pelatihan bertajuk Guru Inovatif dan Kreatif ini diselenggarakan Operator Lapangan Migas Banyu Urip ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) yang menggandeng Yayasan Adiluhung Yogyakarta.
Dalam pelatihan tersebut, para guru diajari tentang metode pembelajaran berkualitas, dengan proses belajar yang menyenangkan bagi para siswa. Antara lain peserta dilatih bernyanyi, membuat permainan untuk kelas yang jenuh, dan memahi psikogis siswa saat belajar.
Menurut Aji, metode tersebut perlu dilakukan secara terus menerus untuk mengembangkan kualitas guru yang inovatif dan kreatif. “Di sini lah pentingnya manajemen atau pengelolaan kelas,” tandasnya.
PJ Bupati Bojonegoro/ DR Supriyanto saat membuka acara, menyampaikan apresiasi kepada EMCL atas kepeduliannya terhadap dunia pendidikan. Dia juga menyampaikan terima kasih kepada EMCL yang terus berkolaborasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Bojonegoro dalam menyelenggarakan pelatihan ini.
Supriyanto berharap pelatihan ini mampu mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan para guru dalam upaya memberikan kontribusi yang nyata bagi peningkatan kualitas pendidikan di Kabupaten Bojonegoro.
Dia menjelaskan, APBD Bojonegoro tertinggi nomor dua se-Jawa Timur, salah satunya berkat kontribusi dari industri migas yang ada di Bojonegoro. Cadangan minyak di Bojonegoro, kata dia, suatu saat akan habis.
“Oleh karenanya guru-guru berperan penting untuk mencetak generasi bangsa yg dapat terus memajukan Kabupaten Bojonegoro,” ungkapnya.
Budi Utomo, peserta dari SMPN 2 Bojonegoro mengaku mendapat banyak inspirasi dari pelatihan ini. Dia Kini bersemangat untuk menerapkan teknik-teknik dan tips dari para pemateri. “Kiat-kiat yang sangat bagus dan sangat aplikatif,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Wahyu Isyara. Ibu guru dari SMPN 2 Gondang ini merasa mendapat motivasi baru. Meskipun pesertanya banyak, tapi kata dia, semua peserta antusias mengikuti arahan pemateri. “Padahal kita lagi puasa, tapi kita semua semangat,” ucapnya ceria.
Sementara itu, perwakilan EMCL Beta Wicaksono menyampaikan bahwa dalam menyelenggarakan pelatihan ini pihaknya mendapat dukungan moril dari berbagai pihak. Khususnya Dinas Pendidikan Kabupaten Bojonegoro. “Kemarin Pak Hanafi datang ke sini memberi motivasi kepada para guru,” katanya.
Beta juga mengucapkan terima kasih kepada para guru yang telah antusias mengikuti kegiatan ini. Pengembangan kapasitas guru bagi EMCL menjadi fokus program pendidikan di wilayah operasinya.
“Pilar pendidikan kita fokuskan ke pengembangan guru, karena kami yakin, jika gurunya berkualitas, maka menghasilkan output pendidikan yang berkualitas pula,” pungkasnya. (*/yud)