Momen lebaran, Usaha Hantaran Menjadi Berkah Ditengah Pandemi

SuaraBojonegoro.com – Pita berwarna-warni bertebaran. Tampak empat perempuan sedang sibuk mengemas parsel pesanan. Bahkan, pelanggan mengantri di depan workshop Herni Trias di Jalan Tengku Umar, Kabupaten Bojonegoro.

Momen lebaran di tengah pandemi membuat Herni meraup untung lumayan dari parsel lebaran. Dalam sebulan omzet bisa sampai 50 juta. Baik itu dari penjualan parsel, hantaran, ataupun mahar.

“Harganya beragam bisa menyesuaikan,” tutur Herni ketika di jumpai di rumah produksi.

Tangannya lihai merancang isian parsel lebaran. Sementara mahar yang dipesan untuk acara malam songo sudah selesai dan berjejer di sudut ruangan. Untuk harga mahar yang sederhana, Herni mematok harga mulai dari 200 ribu, 350 ribu hingga 500 ribuan.

“Masa pandemi daya beli masyarakat menurun, jadi banyak yang memesan mahar yang sederhana. Sementara untuk mahar di atas satu juta masih sepi peminat,” imbuh perempuan asal Desa Mojodeso itu.

Baca Juga:  Jika Ada Kemacetan Selama Arus Mudik dan Balik Lebaran, Tim Ini Akan Mengurainya

Memang selama pandemi, Herni mengaku usaha hantaran dan mahar berkurang drastis. Tapi di balik itu, meningkatnya jumlah pesanan parsel. Kini dalam sehari, pesanan mahar ataupun hantaran hanya 50 set. Padahal jika hari biasa bisa mencapai 100 set. Sementara untuk parsel sendiri bisa mencapai 300 pesanan.

“Karena lebaran tahun ini juga nggak boleh mudik, jadi banyak yang menggantikan momen silaturahmi dengan parsel dan kartu ucapan.”

Pemesan produk dari Toko Kado tersebar di seluruh Jawa Timur. Salah satunya di Cepu dan Lamongan.

“Kalau malam songo ada juga yang pesan, tapi nggak sebanyak biasanya. Ada sekitar 50 pesanan,” tutur Herni sambil mengerjakan pesanan parsel lainnya.

Baca Juga:  H-1 Lebaran Puncak Arus Mudik Diterminal Rajekwesi Bojonegoro

Sementara itu, Herni memiliki 4 pegawai yang membantu produksi. Tapi, sejak masa pandemi tinggal 2 pegawai saja. Tak menutup kemungkinan, perempuan berkerudung itu akan menambah pegawai lain saat pandemi berakhir.

Uniknya, Herni mempekerjakan anak-anak muda yang masih kuliah. Ternyata, keinginan itu didasari prinsip Herni yang ingin menciptakan entrepeneur wanita.

“Saya ingin mengajarkan pada anak-anak muda khususnya perempuan agar bisa membantu orangtua. Pegawai di sini wajib kuliah dan bisa membiayai kuliahnya sendiri,” tutur perempuan anak dua itu.

Herni mengatakan, kini usaha yang dirintisnya sejak 2003 itu akan dijadikan usaha turun-temurun. Setelah lebaran, Herni berencana akan membuka satu cabang lain khusus produk untuk anak muda seperti anniversary dan kado ulang tahun yang akan dipegang oleh anaknya sendiri. (Red/Lis)