SuaraBojonegoro.com – Fluktuasi harga minyak dunia, penurunan penjualan, fluktuasi nilai tukar rupiah atau yang disebut sebagai Triple Shocks memiliki dampak terhadap industri hulu migas di Pertamina. Menghadapi itu, PT Pertamina EP terus berupaya melakukan upaya optimalisasi kegiatan operasional untuk mencapai Program Efisiensi yang sedang digalakkan agar tetap bisa survive.
Adapun upaya yang sedang dilakukan oleh unit Usaha PT Pertamina EP di wilayah kerja PT Pertamina EP Asset 4 Sukowati Field membuahkan hasil yang menggembirakan dimana berhasil melakukan efisiensi dalam hal konversi Power Supply dari Diesel Engine Generator menjadi Power Supply dari PLN. Program ini merupakan komitmen antara PT Pertamina EP Asset 4 Sukowati Field dan PLN yang telah dilakukan sejak 20 Februari 2019 dan akan terealisasi secara penuh sekitar pertengahan 2021 melalui Rencana Kerja ABI (Pembangunan Power Plant Pad A dan Pad B menggunakan Diesel Rotary UPS System/DRUPS). Program ini juga merupakan salah satu Breakthrough Project PT Pertamina EP Asset 4 dengan target penyelesaian pekerjaan di tahun 2021.
Sebagai jantung penggerak operasi produksi, Sukowati Field Pad A dan B memiliki Power Plant. Fasilitas ini membutuhkan daya masing- masing sekitar 400 kW yang digunakan untuk mengoperasikan Water Injection Pump, ESP dan Utilities lainnya. Dengan Konversi Power Supply dari Diesel Engine Generator ke PLN di Pad A dan Pad B ini, dapat memicu penghematan biaya yang cukup signifikan dan dapat mengurangi cost per barrel di Sukowati Field. Hal ini merupakan komitmen Sukowati Field untuk melakukan cost reduction dan merealisasikan Breakthrough Project, terutama pada saat penurunan harga minyak dunia di tengah pandemi covid-19.
Saat ini PT PLN (PERSERO), sudah menyelesaikan pembangunan gardu di area Sukowati Pad A dan Pad B, artinya terdapat potensi percepatan penyambungan Power Supply yang bisa dilakukan untuk Program PLN-isasi tanpa menggunakan Diesel Rotary UPS System (DRUPS) agar bisa dilakukan proses efisiensi operasional lebih dahulu dengan menggunakan sistem sewa jaringan. Adapun beban operasional eksisting yang ada di Pad A adalah sekitar 153 kW untuk beban Pompa Injeksi (diluar beban ESP dan utilities lainnya) dan beban operasional eksisting di Pad B adalah sekitar 210 kW untuk pompa injeksi dan 1 unit ESP (diluar beban ESP lainnya dan utilities lainnya). Melihat total beban dari masing – masing Pad A dan B maka ketersediaan jaringan sewa yang disediakan untuk masing – masing Pad A dan B adalah 400 KW. Jaringan sewa ini di sambungkan dari Gardu Milik PT PLN (PERSERO) melalui Kabel menuju Trafo di dalam area masing – masing Pad A dan B dan di Distribusikan melalui Panel Distribusi di titik masing – masing lokasi serta Diesel Engine Generator yang sebelumnya di jadikan Main Power Supply akan di berubah menjadi Back Up Unit.
“Program Konversi Power Supply dari Diesel Engine Generator ke PLN di Pad A dan Pad B adalah berdasarkan komitmen yang sudah ada dan melihat potensi efisiensi yang bisa dilakukan sambil menunggu Program Rencana Kerja yang sedang berjalan. Untuk itu Program Konversi ini dapat berjalan dan direalisasikan berkat kerjasama dari TIM dan Fungsi terkait lainnya dengan sangat baik” Ujar Moh Sidik Asngari RAM Assistant Manager Pertamina EP Asset 4 Sukowati Field sebagai inisiator dari Program ini.
Konversi Power Supply dari Diesel Engine Generator ke PLN di Pad A dan Pad B ini sudah berlangsung sejak 16 September 2020 dengan pembebanan Tahap pertama adalah untuk beban Pompa Injeksi di masing – masing Pad A dan B untuk melihat kestabilan Power Supply dari Pihak PT PLN (PERSERO). Setelah dimonitor sejak 16 September 2020 kondisi Power Supply dari Pihak PT PLN (PERSERO) stabil maka dilanjutkan ke Tahap kedua untuk penambahan beban ESP di Pad B dimana kondisi ini sudah berjalan sejak tanggal 4 November 2020 dan akan terus di monitor dan di evaluasi kestabilan power dari pihak PT PLN (PERSERO). Tahap selanjutnya akan dilakukan penambahan beban dengan penambahan ESP dan beban utilities lainnya sampai dengan beban tersedia di masing – masing Pad A dan B sebesar 400 kW dapat di Optimalkan.
Berikut manfaat yang diperoleh dari Program Konversi ini :
1. Efisiensi Biaya Operasional akibat penurunan Fuel Consumption dengan total beban eksisting sekitar 360 kW (Pad A & B) didapatkan efisiensi biaya operasional sebesar Rp. 625,575,848 Per Bulan dari biaya operasional sebelum menggunakan Power PLN adalah sebesar Rp. 1,166,632,745 per Bulan menjadi Rp. 541,056,896 per Bulan (setelah menggunakan Power PLN) dan masih bisa ditingkatkan efisiensi nya dengan optimalisasi ketersediaan Power sampai dengan 800 kW (Pad A & B).
2. Penurunan emisi karbon dari penggunaan fuel Consumption menjadi berkurang karena sudah beralih ke Power PLN.
3. Breakthrough Project PT pertamina EP Asset 4 untuk program Konversi Power dapat direalisasikan pada akhir tahun 2020.
Indarwan Harsoni, Field Manager Pertamina EP Asset 4 Sukowati Field mengapresiasi Program ini, jika melihat ketersediaan Power yang ada dan kondisi saat ini, ESP masih menggunakan Power Supply dari Diesel Engine Generator. Pengalihan power supply ESP untuk Pad B dari Diesel Engine Generator ke PLN ini dilakukan agar Potensi Efisiensi lebih optimal.
“Konversi Power Supply dari Diesel Engine Generator ke PLN di Pad A dan Pad B ini dapat terwujud berkat usaha dan perjuangan teman-teman semua sehingga dapat memicu penghematan biaya yang cukup signifikan dan dapat mengurangi cost per barrel di Sukowati Field. Saya sangat berterima kasih kepada para PERWIRA – PERWIRA Sukowati Field yang telah bekerja keras tidak kenal lelah, untuk memajukan Sukowati Field” ujar Soni, panggilan akrabnya. (Lis/Red)