Reporter : Tata Monika
SuaraBojonegoro.com – Adanya perbedaan pilihan dan juga kemenangan dan kekalahan dalam sebuah pemilihan adalah hal yang seharusnya bisa menjadi wajar dan bisa diterima oleh semua pihak. Karena bisa saling menerima akan membuat kondisi keadaan dimasyarakat bisa nyaman, aman dan damai.
Pemilihan Presiden yang telah berlangsung, dan akan terjadi sidang gugatan saat di Mahkamah Konstitusi dan berkaca pada pengalaman aksi damai yang berubah menjadi insiden rusuh pada 22 Mei lalu.
Dikatajan oleh Ketua Majlis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bojonegoro, KH Djauhari Hasan. Bahwa dengan adanya aksi masa pada 22 mei meninggalkan duka yang mendalam dan juga rasa resah bagi bangsa Indonesia, karena jelas terbukti tidak ada manfaatnya bahkan melahirkan bahaya yang nyata terhadap kemanusiaan, agama, bangsa dan negara.
“Setiap warga negara Indonesia berhak menyampaikan pendapat dimuka umum, dan hal itu dijamin oleh Undang Undang, akan tetapi harus mengedepankan norma dan etika serta musyawarah duduk bersama,” Katanya Kamis (13/6/19).
Ketua MUI Bojonegoro berharap kepada seluruh elemen masyarakat untuk tidak terpancing oleh isu-isu provokasi yang mengarah kepada integrasi Bangsa dan tindakan inkonstitusional yang dapat merugikan bangsa dan Negara Republik Indonesia.
“Mari kita secara bersama sama menjaga kedamaian, persatuan dan kesatuan NKRI serta menolak keras adanya kerusuhan karena kerusuhan akan menyebabkan kerugian dan kesengsarangan bagi kita terutama bangsa Indonesia, “ Tetang KH Djauhari.
Maka dari itu, dia juga mengimbau kepada masyarakat untuk menjaga suasana kondusifitas dan berharap tidak ada pergerakan masa ke Jakarta nanti. (Nik/Lis)