SUARABOJONEGORO.COM – Program pengembangan keterampilan soft skill berbasis teknologi informasi (TI) dengan memanfaatkan sumber daya lokal secara gratis bagi warga desa yang digagas pasangan calon bupati (Cabup) dan wakil bupati ( Cawabup) Bojonegoro, Soehadi Moeljono dan Mitroatin, disambut positif generasi muda di bumi Angling Dharma – sebutan lain dari Bojonegoro.
Program pasangan yang dikenal masyarakat dengan sebutan “Mulyo – Atine” itu dinilai bisa menjadikan mereka pengusaha, dan mandiri tanpa bergantung pada orang lain. Selain itu program ini akan semakin mendorong kreatifitas pemuda dalam memanfaatkan potensi sumber daya lokal.
Seperti yang disampaikan Ariyanto, anggota Komunitas Bojonegoro Creative Network. Sudah dua tahun dia bersama 20 anggota lainnya terus mengembangkan kreativitas pemuda yang sebelumnya dibimbing oleh IKKON BEKRAF.
“Di sini kami menggali potensi-potensi kreatif di Bojonegoro,” ujarnya kepada wartawan, Sabtu (14/4/2018).
Sekarang ini, menurut pemuda 30 tahun itu, banyak hasil kreatifitas yang bisa dimunculkan oleh masyarakat terutama generasi muda. Hasil kreatifitas inilah yang kemudian diakomodir melalui pameran atau stand-stand yang didirikan dalam suatu acara.
“Kita bantu pamerkan hasil kreatifitas masyarakat baik itu kerajinan tangan, handy craft, dan lain sebagainya,” jelasnya.
Dengan mengikuti komunitas ini, masyarakat di Bojonegoro bisa memanfaatkan waktu luang untuk memperdalam ilmu seni melalui sebuah keterampilan. Hanya saja, masih butuh dukungan maksimal dalam memberikan pelatihan tersebut.
“Kalau ada program pelatihan, kita bisa mangasah lagi kemampuan masyarakat untuk meningkatkan kualitas produk,” tandasnya.
Pihaknya berharap, Pemkab Bojonegoro kedepan bisa memfasilitasi pelatihan-pelatihan gratis bagi masyarakat dan juga pendanaan. Agar generasi muda bisa menjadi pengusaha dan mandiri tanpa bergantung pada orang lain.
“Sehingga bisa mengurangi angka pengangguran juga kedepan,” tandasnya.
Sementara, salah satu anggota Komunitas Pecinta Bola Bojonegoro, Wardoyo, menyampaikan, selama ini usaha konveksi pernak pernik Persibo seperti mati suri. Dikarenakan tidak ada lagi euforia masyarakat terhadap bola seperti lima tahun lalu.
“Kami berharap, persepakbolaan Bojonegoro kembali bergairah lagi,” sambung warga asal Kecamatan Sumberjo ini.
Banyak pengusaha kecil seperti pemilik toko, konveksi, dan pernak pernik Persibo yang membutuhkan asupan semangat untuk kembali mendapatkan pundi-pundi rupiah, salah satunya melalui pelatihan keterampilan berbasis soft skill.
“Bisa diarahkan ke hal yang lain dan tidak mengandalkan pada tema Persibo saja,” ungkapnya.
Pelatihan-pelatihan yang diberikan bisa berupa membuat pernak pernik bola misalnya membuat kue ulang tahun berbentuk bola, sablon, miniatur seputar bola, dan lain sebagainya.
“Juga perlu dilatih tentang pemasarannya,” tegasnya
Dia berharap, bupati mendatang bisa memberikan pelatihan grtis berbasis soft skill salah satunya pengusaha pernak pernik Persibo agar bsia mengolah lagi kreatifitasnya.
Menanggapi hal itu, Cabup Soehadi Moeljono, mengapresiasi semangat generasi Bojonegoro yang ingin maju menjadi pemuda tangguh dan mandiri. Untuk mendukung semangat itu, lanjut Pak Mul, sapaan akrabnya, telah menyiapkan program keterampilan agar mereka lebih berdaya dan mampu menciptakan usaha baru maupun mengembangkan usaha yang sudah ada.
“Kita akan dorong generasi agar mampu mewujudkan cita-citanya. Karena generasi muda ini juga memiliki andil besar dalam ikut serta membangun Bojonegoro kedepan,” tegas Cabup yang berpasangan dengan Kader NU ini. (*/red)