SUARABOJONEGORO.COM – Internet telah menjadi kebutuhan penting bagi semua orang, tidak terkecuali pelajar di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Melalui sarana tersebut mereka dapat menambah wawasan dan pengetahuan.
Seorang pelajar Kelas 11 SMA Negeri 1 Sugihwaras, Raditya (17), mengatakan, di sekolahnya terdapat jaringan internet namun hanya bisa digunakan para guru saja. Siswa dilarang menggunakan internet bebas, baik saat mata pelajaran berlangsung maupun waktu istirahat.
“Ada wifi-nya, tapi dikunci menggunakan pasword,” ujarnya kepada wartawan, Jumat (16/3/2018).
Menurutnya, jika ada internet gratis di sekolah paling tidak bisa menambah wawasan, dan pengetahuan yang tidak didapat dari pelajaran sekolah karena waktu pelajaran sangat terbatas.
“Misalnya ada jam kosong, bisa kita manfaatkan internet untuk membantu tugas sekolah. Tidak perlu ke warnet atau cari wifi gratisan di warung kopi,” imbuhnya.
Selama ini, sebagian besar untuk menunjang kegiatan belajar, siswa masih bergantung pada internet. Selain lebih praktis untuk mencari tahu informasi yang berkaitan tugas sekolah, juga tidak perlu membeli buku yang harganya sangat mahal.
“Misalnya ada tugas Bahasa Inggris, tidak perlu buka kamus. Langsung browsing bisa tahu artinya dan mudah diserap otak,” jelasnya.
Senada disampaikan, Lailatul Mukaromah (17), pelajar Kelas 11 SMK Dander, Kecamatan Dander. Dia katakan, siswa utamanya jurusan Multimedia sangat membutuhkan internet gratis di sekolah.
“Sayangnya, di sekolah kami tidak ada internet atau wifi gratis,” kata Laila ditemui terpisah.
Untuk menunjang kegiatan belajar setiap hari, gadis berparas manis ini mengakui, masih bergantung pada internet karena tidak semua ilmu didapatkan dari bangku sekolah saja.
“Kalau hanya di sekolah masih kurang. Apalagi materinya lumayan banyak,” jelasnya.
Ruang lingkup pembelajaran jurusan Multimedia di SMK, menurut Laila, menggunakan kurikulum KTSP 2006 diantaranya mencakup Teknologi Lensa, Membuat Narasi, Pengenalan Multimedia, Adobe Premiere Pro (Menyunting Video), Pengantar Multimedia, Gambar dan Grafis, Suara dan Audio, Video, Animation, Web Design, dan masih banyak lagi.
“Sering browsing cari-cari referensi untuk menambah wawasan,” tandasnya.
Menurut dia, sekarang ini Indonesia menghadapi era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang membutuhkan ahli- ahli teknologi, khususnya dalam bidang komputer dan multimedia. Jika ada pemasangan wifi gratis di tempat fasilitas publik, pihaknya sangat setuju karena dapat membantu tugas.
“Apalagi, jika sudah kelas tiga, maka akan banyak referensi materi untuk bisa melanjutkan ke jenjang lebih tinggi seperti perguruan tinggi,” tegasnya.
Karena alasan itulah, baik Raditya maupun Lailatul Mukaromah sangat setuju jika Bupati Bojonegoro mendatang memasangkan wifi gratis di sekolah maupun tempat publik.
Kedua generasi bangsa itu berharap Bupati terpilih mendatang, benar-benar mengerti kebutuhan para pelajar yang membutuhkan sarana internet.
“Bukan untuk digunakan hal-hal jelek, tapi benar-benar mendukung proses belajar mengajar di sekolah,” pungkasnya.
Menanggapi hal itu, salah satu Calon Bupati Bojonegoro, Soehadi Moeljono, menyatakan, ke depan akan memasang wifi gratis bukan hanya di sekolah, melainkan juga di sejumlah tempat publik seperti balai desa, Puskesmas, taman desa, dan tempat-tempat yang biasa didatangi warga.
“Dengan internet gratis ini nantinya para pelajar akan lebih mudah mencari bahan pelajaran. Ini akan lebih lebih efektif dan efisien dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah,” kata Pak Mul, sapaan akrabnya.
Selain itu, lanjut dia, internet gratis ini merupakan upaya mewujudkan Desa Cerdas di Bojonegoro. Sehingga kebutuhan internet menjadi pendukung penting untuk mewujudkan hal itu.
“Kedepan kita juga akan memberikan pendampingan agar mereka dapat memanfaatkannya untuk meningkatkan sumber daya manusia dalam memaksimalkan potensi sumber daya alam yang ada,” pungkas Cabup yang berpasangan dengan Kader NU, Mitroatin ini. (yud/red)