SuaraBojonegoro.com – Terkait dengan wacana Bojonegoro, menjadi tuan ruamah Praporprov, cabang Prncak Silat, Ketua Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kabupaten Bojonegoro, Wahyu Subagdiono, mengaku siap. Minggu (16/12/18).
Melalui sambungan WhatsAppnya, Wahyu Subagdiono, menjelaskan bahwa kesiapan tersebut harus ada dukungan dana dari Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jawa Timur. Selain itu di IPSI Bojonegoro, mempunyai potensi aparat pertandingan yang baik.
Sarana dan prasarana yang memadai, dan atensi dari anggota perguruan Pencak Silat juga menjadi faktor yang mendukung bagi Bojonegoro, untuk menjadi tuan rumah Praporprov 2019 mendatang.
“Apalagi pejabat daerah mendukung dan mengapresiasi pencak silat,” katanya.
Dukungan tersebut nampak dari dibentuknya Bojonegoro Kampung Pesilat (BKP), sebagai mitra Kamtibmas, dan melestarikan budaya bangsa oleh Kapolres Bojonegoro, sehingga Kabupaten Bojonegoro, layak untuk dipertimbangkan menjadi tuan rumah Praporprov 2019.
Dengan Bojonegoro, menjadi tuan rumah Praporprov, cabor pencak silat, pria yang akrab disapa mas Wahyu ini menargetkan pesilat Bojonegoro, mampu meraih 2 emas dari kategori tanding dan medali emas pada nomor seni.
“Ya kalau target medali tentunya pasti punya target, mosok mau sebagai tempat penyelenggarakan pertandingan nggak punya target. Targetnya yang pertama dari tandingnya 2 emas, yang kedua dari seninya,” ujarnya.
Wahyu Subagdiono, mengaku jika untuk meraih target tersebut IPSI Bojonegoro, telah melakukan persiapan dengan latian-latihan secara intensif bagi para atlit. Saat disinggung terkait dengan seleksi, Wahyu, menegaskan bahwa seleksi tersebut tergantung pada agenda Porprov.
“Kalau Praporprov masih lama kita bisa mengadakan pertandingan untk menambah jumlah atlit,” ucapnya.
Seleksi bagi para atlit pencak silat tersebut, lanjutnya, tergantung apabila ada bantuan pembiayaan dari pihak lain seperti pelaku usaha yang ada di Kabupaten Bojonegoro. Hal ini dikarenakan anggaran IPSI tahun 2018 hanya senilai Rp30 juta. Ia mengaku jika dengan anggaran senilai Rp30 juta tersebut tidak cukup untuk pelaksanaan pertandingan.
“Harapanya bisa 60 juta. Tapi dapatnya cuma 30 juta, semua Pengcab Olahraga tahun 2018 cuma dapat 50 persen,” pungkasnya. (Bim/red).
Reporter : Bima Rahmat