Hibah Combine Bermanfaat Untuk Petani, Tapi Diduga Ada Yang Memanfaatkan

Reporter : Sasmito Anggoro

SuaraBojonegoro.com – Hibah Combine pada tahun 2023 melalui dana APBD Pemkab Bojonegoro sejumlah 85 unit Combine sebagian petani di Kabupaten Bojonegoro sangat menyambut dengan gembira, karena manfaat adanya bantuan Combine yang nantinya dikelola oleh kelompok tani sangat bisa membantu masyarakat petani saat panen dan tidak menunggu lama akibat antrian untuk mendapatkan Combine.

“Jika ada Combine untuk memanen pada bisa tepat waktu, karena dampaknya jika panen terlambat juga akan merugikan petani, sehingga jika pemerintah memberikan bantuan Combine akan meminimalisir antrian Combine yang menyebabkan tanaman padi yang seharusnya dipanen tidak merugi karena menunggu lama,” Ujar Barno salah satu petani di Kecamatan Kedungadem, Rabu (27/9/2023).

Disebutkan juga Combine ini sangat bermanfaat bagi petani akan tetapi pemanfaatan harus jelas untuk masyarakat Desa setempat bukan untuk masyarakat lain, sehingga pengelola Combine yaitu kelompok tani harus benar benar mengutamakan petani di Desanya bukan untuk petani luar Desa.

Selain itu diharapkan harga sewa juga harus ada toleransi, karena tidak komersial seperti penyewaan Combine milik pengusaha Combine. “Jika yang mengelola kelompok tani tentu harus membantu petani dalam kesejahteraan petani dan kebutuhan petani,” Tambahnya.

Baca Juga:  ASN dan PNS Pemkab Belum Terima Gaji, Begini Sikap Banggar DPRD Bojonegoro

Hibah Combine memang sangat bermanfaat untuk petani, namun tidak sedikit juga warga yang menduga bahwa bantuan hibah Combine dari APBD Pemkab Bojonegoro ini dimanfaatkan oleh sekelompok orang dengan dugaan meminta tebusan sejumlah uang.

Bahkan ada salah satu Desa di  Kecamatan Sugihwaras, yang Kadesnya enggan disebutkan namanya dan menyampaikan kepada wartawan SuaraBojonegoro.com bahwa dirinya pernah meminta kepada kelompok tani di Desanya untuk meminta kembali sejumlah uang yang telah diminta oleh Oknum tertentu guna menebus Combine bantuan pemerintah tersebut.

Dan isu terkait permintaan uang dengan dugaan dalih penembusan bantuan alat pertanian Combine dari dana hibah APBD Pemkab Bojonegoro juga disampaikan oleh Warga Kecamatan Kanor Bernama Budiono. “Karena ada yang untuk Nebus Bantuan Combine,” Katanya.

Salah satu Kades di Kecamatan Kedungadem juga menyebutkan bahwa bantuan Combine ini sangat dibutuhkan oleh petani dan bermanfaat bagi petani, akan tetapi perlunya ada pengawasan dan juga manajemen administrasi dari pemanfaatan Combine tersebut. Sehingga kelompok tani tidak memanfaatkan dari adanya bantuan Combine tersebut untuk mementingkan kepentingan pribadi.

Baca Juga:  AKD Minta Pemkab Bojonegoro Segara Realisasikan 26 Mobil Siaga Desa dan Dicairkannya ADD Bagi Desa Yang PBBnya Belum Lunas

“Harus ada pengelolaan jelas oleh Gapoktan terkait Combine ini, baik wilayah penyewaannya, hasilnya dan kegunaan dari hasilnya sehingga saling terbuka, dan benar benar memberikan manfaat untuk petani,” Ujar Kades tersebut.

Sebelumnya, saat Anna Muawanah masih Menjabat sebagai Bupati Bojonegoro menyampaikan dengan bantuan combine tersebut dapat mendukung program ketahanan pangan di Kab. Bojonegoro khususnya target 900.000 ton padi di tahun 2023.

“Dengan luas lahan pertanian dan mayoritas masyarakat yang bermata pencaharian petani, selain regulasi kita juga menyiapkan sarana dan prasarana di sektor pertanian.” Tutur Bupati Bojonegoro.

Apalagi Pemkab Bojonegoro pada tahun 2022 telah melaksanakan MoU dengan Bulog, terkait penyerapan hasil panen padi guna mendorong kedaulatan ketahanan pangan Kabupaten Bojonegoro.

Sehingga Anna Muawanah juga pernah meminta kepada siapapun penerima bantuan dari pemerintah untuk tidak ada pungutan atau pemberian serta menerima apapun dari penerima manfaat. (SAS*)