SUARABOJONEGORO.COM – Pasangan Calon Bupati (Cabup) dan Calon Wakil Bupati (Cawabup) Bojonegoro, Soehadi Moeljono dan Mitroatin, akan mengoptimalkan potensi sumber daya lokal di setiap desa, agar melahirkan usaha baru untuk meningkatkan ekonomi warga. Program ini juga bakal membuka lapangan pekerjaan untuk mengurangi pengangguran.
Program dari pasangan yang dikenal dengan sebutan “Mulyo-Atine” itu, akan dilaksanakan dalam lima tahun kedepan. Teknisnya dengan mengembangkan keterampilan soft skill berbasis Teknologi Informasi (TI), secara gratis bagi warga desa terutama yang belum bekerja.
Selama ini potensi sumber daya lokal itu belum tergarap maksimal. Sedangkan masing-masing desa memiliki potensi yang beragam.
Seperti di Desa Sumodikaran, Kecamatan Dander. Desa yang pernah menjadi lokasi agresi militer Belanda itu, memiliki banyak potensi yang bisa dimanfaatkan untuk berwirausaha.
Warga setempat, Pratikno, mengungkapkan, mayoritas masyarakat desanya memiliki ternak baik kambing maupun sapi. Selain itu juga sebagian besar adalah petani.
Keberadaan ternak dan pertanian ini, menurut dia, seharusnya saling mendukung. Artinya, kotoran ternak dapat diolah menjadi pupuk organik atau menjadi sumber energi alternatif (biogas).
Hanya saja, peluang tersebut masih belum bisa dimanfaatkan secara maksimal oleh pemuda setempat.
“Karena setahu saya belum ada pelatihan pemanfaatan kotoran ternak,” ujar pria berusia 35 tahun ini, kepada wartawan, Selasa (10/4/2018).
Selama ini masih jarang warga memanfaatkan kotoran ternak untuk diolah menjadi kompos. Sebagian besar kotoran itu ditumpuk sampai mengering dan menimbulkan polusi bau.
“Padahal jika itu diolah bisa memberikan nilai ekonomi. Bisa diolah sendiri atau dijual untuk kebutuhan pertanian,” ucapnya.
Untuk bisa memanfaatkan potensi ini menjadi usaha baru diperlukan pemberian keterampilan bagi warga. Pelatihan yang dilaksanakan harus berkesinambungan agar warga benar-benar mandiri dan tangguh.
“Untuk pelatihan Tekhnologi Informasi juga diperlukan sebagai pendukung pengembangan usaha dan perluasan informasi,” imbuhnya.
Diakui, program pengembangan keterampilan berbasis TI ataupun sumber daya lokal yang digagas Cabup Soehadi Moeljono ini merupakan ide brilian. Programnya bisa memberdayakan masyarakat yang masih banyak menganggur.
“Sangat setuju kalau itu nantinya memang ada,” tukasnya.
Senada disampaikan, Cahyono (35), warga Desa Kapas, Kecamatan Kapas. Dia mengungkapkan, di desanya masih banyak warga yang memiliki ladang dengan berbagai jenis tanaman baik palawija maupun buah-buahan.
“Paling banyak setahu saya itu, tanaman buah mangga,” kata Cahyo, sapaan akrabnya, dikonfirmasi terpisah.
Dengan banyaknya buah mangga tersebut bisa dijadikan peluang usaha bagi warga yang memiliki keterampilan mengolahnya menjadi makanan ataupun minuman ringan.
“Bisa jadi kan, kalau memang ada keseriusan dari pemerintah untuk memberikan pelatihan pengolahan makanan dari buah mangga,” imbuhnya.
Oleh karena itu diperlukan pelatihan membuat pengolahan makanan dan minuman ringan, agar warga bisa memanfaatkan potensi tersebut. Selain itu dukungan kemampuan dalam TI baik untuk promosi, pemasaran maupun memperluas ilmu pengetahuan.
Mereka berharap, Bupati Bojonegoro terpilih mendatang memiliki peta potensi sumber daya lokal yang dimiliki desa. Sehingga dapat memberikan keterampilan sesuai kebutuhan, dan potensi di masing-masing desa agar menumbuhkan peluang usaha dan membuka lapangan pekerjaan.
“Karena selama ini belum ada pelatihan seperti itu. Kami sangat berharap bupati mendatang benar-benar memberikan pelatihan berbasis sumberdaya lokal beserta TI-nya,” pungkasnya.
Menanggapi hal itu, Cabup Soehadi Moeljono, menyatakan, kedepan pihaknya akan melakukan pemetaan potensi sumber daya lokal di masing-masing desa. Dari hasil pemetaan itu akan dikaji dan dijadikan sebuah perencanaan untuk pemberian keterampilan kepada warga.
“Dengan begitu pelatihan yang diberikan benar-benar sesuai kebutuhan, dan program yang dilaksanakan bisa tepat sasaran,” tegas mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Bojonegoro ini. (*/red)