SuaraBojonegoro.com – Ademos bersama PT Pertamina EP Cepu (PEPC) Zona 12 melaksanakan pemaparan perhitungan jejak emisi karbon melalui diseminasi jejak emisi karbon bersama 3 sekolah yaitu SMPN 1 Ngambon, SMPN 2 Purwosari dan SMPN 1 Ngasem. Pelaksanaan Program kegiatan desiminasi ini melibatkan Dinas Lingkungan Hidup, SKK Migas, PEPC, Kepala sekolah, Guru ,siswa dan juga Ademos sebagai mitra pelaksana Program.
Diseminasi jejak emisi karbon ini bertujuan untuk untuk memaparkan Penghitungan Jejak Emisi Karbon yang telah dihitung dari indikator Transportasi, Konsumsi Listrik dan Konsumsi makanan. Dalam kegiatan ini juga dihitung jumlah dan jenis Pohon, serta jenis sampah maupun ketersediaan tempat sampah di Sekolah. “Pertamina EP Cepu memang berkomitmen untuk dapat terlibat dan berkontrubusi dalam hal lingkungan, khususnya dalam pengurangan emisi karbon, dimana pengurangan emisi karbon ini juga merupakan program yang sudah di inisiasi pemerintah, harapan dari program ini yaitu siswa SMP mampu memahami terkait perhitungan, meminimalisir hal atau dampak terkait emisi karbon, serta yang paling penting mampu menularkan ilmu atau kebiasaan baik kepada rekan lain dan keluarga” Ujar Agung Yunito Yahya PEPC – Senior Officer Comm.Rel & CID Zona 12.
Rudy Hartono, selaku analis senior Pokja Pengembangan Masyarakat- SKK Migas juga mendukung penuh Program pengurangan jejak emisi karbon yang melibatkan ademos dan sekolah yang berpartisipasi dalam hal ini. “Beberapa waktu lalu SKK Migas juga telah menjalankan program terkait Emisi karbon, yaitu penanaman 2juta pohon di tahun 2023, Untuk pengembangan masyarakat dan 800ribu pohon di tahun 2023“, ungkapnya.
Sementara itu, Nur Rahmawati mewakili dinas lingkungan hidup menyampaikan terima kasih pada seluruh peserta yang terlibat dalam program pengurangan jejak emisi karbon, diamana program ini merupakan program lanjutan sehingga sampai pada tahap penanaman pohon,
“Program ini juga bagian dari target pengurangan emisi, dimana pada tahun 2030 indonesia memiliki target pengurangan emisi karbon 31-43%“. Kata Nur Rahmawati
Dalam kegiatan ini turut hadir juga perwakilan mahasiswa University of Toronto Kanada dan Universitas Brawijaya malang. Menurut penyampaian mahasiswa dari salah satu Universitas yang ada di Kanada ini, “kebiasaan di toronto yang meminimalisir sampah di pusat kota khususnya di tempat makan, dimana di dalamnya mengambil sendiri makanan dengan fasilitas yang sudah di sediakan sampai mencuci atau membersihkan sendiri makanan itu“. Ucapnya. Mahasiswa tersebut berharap bojonegoro kedepannya mampu menerapkan kebiasaan tersebut yang kaitannya juga dengan emisi karbon di lingkungan, tentunya dengan upaya-upaya atau program yang berkesinambungan dari pemerintah kabupaten Bojonegoro.
“Fenomena alam yang dimana semakin hari suhu udara semakin naik hal ini merupakan salah satu dampak dari emisi karbon, dalam kegiatan kali ini hal kecil yang kita mulai adalah dengan mengganti minuman kemasan botol plastik dengan minuman dalam gelas kaca. Dimana seminim mungkin kita mengurangi plastik bagian dari meminimalisir emisi karbon “, Pungkas A Shodiqurrosyad dalam sambutannya mewakili Ademos selaku mitra pelaksana Program pengurangan jejak emisi karbon yang diinisiasi oleh PEPC Zona 12 sejak setahun yang lalu. (Red/Lis)