SuaraBojonegoro.com – Proses pergantian kepengurusan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMK Negeri 2 Bojonegoro masa bakti 2024 – 2025 menjadi media pembelajaran pendidikan politik bagi siswa siswi yang merupakan generasi Z.
Kepala SMKN 2 Bojonegoro melalui Waka Kesiswaan, Muzaki, S.Pd, Gr, menyampaikan bahwa pendidikan politik yang santun dan bermartabat harus ditanamkan sejak dini.
“Musti kita sadari bahwa saat ini generasi kita mengalami krisis keteladanan terlebih di bidang politik. Mindset bahwa politik itu kotor harus kita hapus dari pemikiran anak anak kita. Untuk itu melalui ajang pemilihan ketua dan wakil ketua inilah kami mengajarkan bahwa beginilah seharusnya politik,”
Muzaki menambahkan bahwa sebagai warga negara, kehidupan kita diatur oleh politik, yang dituangkan dalam bentuk Undang undang, peraturan pemerintah, peraturan daerah dan lain sebagainya. Untuk itu mempelajari politik menjadi sebuah keniscayaan agar kita tidak menjadi korban politik.
“Termasuk dalam memberikan kepercayaan kepada siapa yang akan kita amanahi untuk menjadi pemimpin kita. Nah acara debat kandidat Paslon ketua dan wakil ketua ini adalah implementasi perilaku politik yang sehat dan bermartabat. Dalam ajang debat ini para siswa dapat mengukur kapasitas berpikir dan leadership skill para paslon,” imbuh Muzaki.
Sementara itu, Daffa Roffi Kurniawan, selaku ketua Komisi Pemilihan Osis (KPO) menjelaskan bahwa pada Pilketos kali ini diikuti oleh tiga pasangan calon. Untuk teknis pelaksanaan debat, meski debat hanya dilakukan satu kali, namun ada enam tahapan atau sesi yang harus dijalani masing masing pasangan calon.
“Tahap pertama adalah debat pasangan calon dengan menampilkan calon wakil ketua. Kenapa wakil yang diajukan terlebih dahulu? Hal itu untuk menepis bahwa wakil hanya untuk pelengkap saja. Bagi kami seorang wakil ketua harus mempunyai kapasitas berpikir dan intelegensi yang mumpuni juga,” terang Daffa.
Siswa kelas XII Kimia Industri ini menambahkan, pada sesi kedua yang tampil adalah calon ketua, hal itu dimaksudkan bahwa seorang ketua harus berani dan mampu menegaskan pokok pikiran dari visi dan misi yang sebelumnya sudah disampaikan oleh calon wakil ketua.
Tahapan selanjutnya adalah penampilan pasangan. Pada sesi ini masing masing pasangan calon maju bersamaan, untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pard panelis yang terdiri dari para guru dan pembina OSIS. Antara ketua dan wakil ketua akan saling melengkapi jawaban atas pertanyaan yang diajukan.
Sesi terakhir debat adalah closing statement dari setiap pasangan calon. Pada kesempatan ini para pasangan wajib menyampaikan kata kata motivasi yang menginspirasi teman temanya.
“Pendeknya dengan acara debat kandidat ketua dan wakil ketua OSIS ini kami belajar banyak tentang politik dan demokrasi,” pungkas Daffa. (Red/Lis)