Data Sustainable Development Goals Hilang, Kades Ini Anggap Aneh

Reporter : Bima Rahmat

SuaraBojonegoro.com  – Aneh dan bingung mungkin ini yang dirasakan oleh Samudi, selaku Kepala Desa Kepohkidul, Kabupaten Bojonegoro, lantaran Data Sustainable Development Goals (SDGs) hilang. Kamis (26/05/22).

Kepada suarabojonegoro.com, Samudi, menjelaskan jika pemuktahiran data berbasis SDGs adalah merupakan data Indeks Desa Membangun (IDM)secara miikro.

“Sehingga berisi informasi penting secara terperinci dan mendalam dalam suatu desa. Antara lain, data kemiskinan, kesehatan, pendidikan, pertumbuhan ekonomi dan sebagainya,” katanya saat ditemui di balai Desa Kepohkidul.

Hilangnya data tersebut, lanjutnya, diketahui pertama kali oleh perangkat desa setempat, Yuliana, selaku Kepala Urusan (Kaur) Perencanaan Desa Kepohkidul. Yuliana, yang sekaligus adalah peserta program kuliah Recognisi Pembelajaran Lampau (RPL) Desa. Dalam program yang diikutinya tersebut terdapat materi tentang SDGs.

Baca Juga:  Jelang Tahun Politik, Mantan Kades di Bojonegoro Berasosiasi

“Sehingga Bu Yuli berusaha mengkases data hasil input di Desa Kepohkidul tersebut. Tetapi tidak bisa,” ujarnya.

Karena merasa kesulitan selanjutnya, Yuliana, meminta bantuan kepada Nasihuddin, selaku Pendamping Desa Kepohkidul. Dari Nasihuddin itulah Yuliana, mendapatkan alamat admin kecamatan untuk mengakses data SDGs.

“Namun saat berhasil diakses, tidak ada data SDGs Desa Kepohkidul. Datanya kosong melompong,” tuturnya.

Dari inilah dirinya menduga ada upaya pembunuhan karakter terhadap Kepala Desa Kepohkidul. Terlebih dirinya secara tegas menolak perintah pendataan Data Masyarakat Miskin Daerah (Damisda) yang diperintahkan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro.

“Berkenaan hilangnya data SDGs Desa Kepohkidul, terdapat tiga kerugian yang berpotensi timbul. Pertama, karena SDGs adalah data vital, maka sebagai Kades, pihaknya menjadi kesulitan dalam mengambil kebijakan,” tegasnya.

Baca Juga:  Terkait BKD, 11 Kades di Bojonegoro Akan Diperiksa Penyidik Polda Jatim

Kedua, ia merasa disudutkan karena seolah-olah Kades menghapus data, atau tidak pernah melaksanakan pemutakhiran data SDGs.

“Ketiga, warga desa kami tidak bisa mendapatkan hak sebagai penerima manfaat berbagai bantuan sosial,” tandasnya.

Akibat adanya potensi kerugian tersebut, Kades Samudi berencana mengambil langkah dengan membuat laporan per surat kepada Pemkab Bojonegoro.

“Kami pertanyakan hilangnya data ini. Siapa yang seharusnya bertanggung jawab. Karena kami sudah cek, kejadian ini hanya menimpa Kepohkidul,” tegasnya.

Dikonfirmasi melalui sambungan WhatsAppnya, Camat Kedungadem, Agus Susetyo Hardiyanto, terkait hilangnya data SDGs Desa Kepohkidul menjelaskan jika hal tersebut merupakan kewenangan DPMD.

“Itu kewenangan dari dpmd mas,” punggungnya. (Bim/red).