Dampak Jika Anak Tidak Mengikuti Imunisasi

Oleh: Ellysa Fitriani

suarabojonegoro.com Imunisasi adalah program pemerintah  untuk  meningkatkan kekebalan tubuh anak dengan memberikan vaksin guna mencegah anak terhindar dari berbagai penyakit seperti campak, tipus, kolera, disentri dan lain-lain. Antibodi seorang anak memang sudah terbentuk dari mereka masih bayi tetapi itu hanya bertahan selama beberapa minggu saja.Pemberian vaksin ada berbagai cara salah satunya disuntik ke lengan anak.Imunisasi dilakukan mulai umur dua bulan hingga tujuh tahun.Biasanya jika anak masih dibawah lima tahun atau disebut balita mengikuti imunisasi di posyandu ataupun pukesmas terdekat.

Di posyandu anak juga akan diperiksa,apakah ada yang aneh dalam pertumbuhan anak atau tidak?. Bukan  hanya diukur berat badan dan tinggi anak,tetapi anak akan diberikan vitamin serta snack yang sehat.

Pemberian imunisasi pada anak memang memiliki beberapa efek.Jika masih bayi,dia akan menangis dengan keras dan sekitar 10 menit baru berhenti menangis.

Bila anak sudah masuk SD dia akan mendapatkan imunisasi dari sekolahan.Setelah mengantri untuk disuntik,anak akan diberi obat untuk mengurangi sakit dan untuk menyempurnakan vaksin yang telah masuk dalam tubuh anak.Efek yang akan terjadi bila dia sudah berumur 6 atau tujuh tahun  merasakan nyeri pada lengan serta kepalanya pusing.

Setelah disuntik akan diberi beberapa obat, untuk membantu kerja dan mengurangi efek vaksin.Seluruh SD di indonesia mengikuti program Imunisasi,biasanya kelas satu dan dua.Tetapi,saat balita masih banyak orang tua yang tidak mengikut sertakan anaknya untuk imunisasi.

Entah karena malas atau apapun itu seharusnya tidak menjadikan alasan bagi orang tua untuk tidak mengimunisasikan anaknya.Benar jika pemberian vaksin pada anak memiliki beberapa efek,akan tetapi efek itu tidak seberapa dengan apa yang akan terjadi bila anak tidak imunisasi.Apa lagi semakin berkembangnya zaman semakin banyak bakteri/penyakit yang berkembang. Semua orang tua pasti tidak ingin anaknya jatuh sakit. (*)

*) Penulis adalah Mahasiswa IKIP PGRI Bojonegoro

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *