SuaraBojonegoro.com – Pemerintah Indonesia telah berkomitmen ikut mengurangi emisi karbon. Tujuannya adalah untuk menjaga kenaikan suhu secara global. Sebagai bentuk komitmen pengurangan emisi karbon tersebut Pemerintah Indonesia telah menaikkan target Enhanced Nationally Determined Contribution (E-NDC) dari 29% atau setara dengan 835 juta ton CO2 menjadi 32% atau setara dengan 912 juta ton CO2 pada tahun 2030.
Berbagai upaya pun telah dilakukan Pemerintah Indonesia untuk mengurangi emisi karbon termasuk Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro. Nah, sebagai daerah penghasil migas, Pemkab Bojonegoro terus berperan aktif mengurangi emisi karbon di wilayahnya.
Pada tahun 2023 ini, Pemkab Bojonegoro meluncurkan Adibuana Carbon Award. Program ini mulai disosialisasikan kepada para Kepala Desa se-Kabupaten Bojonegoro dan komunitas masyarakat di Pendopo Malowopati Pemkab Bojonegoro pada Rabu, 14 Juni 2023.
Program Adibuana Carbon Award ini merupakan sebuah kegiatan aksi nyata dalam rangka pengurangan emisi karbon dengan melibatkan partisipasi aktif masyarakat dan Pemerintah Desa di Kabupaten Bojonegoro. Untuk menyukseskan program ini, Pemkab Bojonegoro menggandeng PT Asri Dharma Sejahtera (PT ADS), sebuah perusahaan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemkab Bojonegoro yang bergerak dalam bidang industri migas.
Hadir dalam pencanangan tersebut yaitu Bupati Bojonegoro Dr Hj Anna Muawanah, perwakilan Forkopimda, Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, Kepala Bidang Sarana Prasarana dan Perlindungan Tanaman Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, Direktur Utama PT Asri Dharma Sejahtera yaitu Mohammad Kundori, Camat dan Kepala Desa se-Kabupaten Bojonegoro.
Bupati Bojonegoro Dr Hj Anna Muawanah mengatakan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro berkomitmen mengurai salah satu permasalahan mengenai dampak perubahan iklim serta sektor yang menjadi salah satu isu penting pada forum presidensi dunia yakni sektor lingkungan dan transisi energi berkelanjutan.
Menurut Anna, Kabupaten Bojonegoro memiliki potensi besar untuk berkontribusi terhadap lingkungan melalui program peduli emisi karbon. Hal ini karena di Kabupaten Bojonegoro memiliki luas kawasan hutan seluas mencapai 94.397 Hektare (Ha) atau kurang lebih 40% dari luas wilayah juga tersedianya kebijakan pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH) yang mencakup pembangunan dan rehabilitasi taman kota serta taman wilayah.
“Seiring dengan itu, perlu adanya program lingkungan yang ekstensif dan terstruktur agar awareness masyarakat mengenai lingkungan terbentuk. Karena itu, hari ini Pemkab Bojonegoro melaksanakan pencanangan program dan sosialisasi teknis penganugerahan penghargaan Adibuana Carbon Award 2023 kepada desa-desa terpilih,” tambah Anna.
Dalam kesempatan itu, Bupati Anna juga memotivasi desa-desa untuk terus berupaya menjaga pengelolaan lingkungan hidup. Sebab, nantinya lingkungan akan berdampak pada tata kelola kehidupan masyarakat serta pembangunan ekonomi berkelanjutan. Selain itu, ia meminta masyarakat merubah mindset dan perilaku untuk peduli terhadap lingkungan karena keberhasilan untuk mewujudkan Bojonegoro bebas emisi karbon adalah tanggung jawab bersama.
“Setalah sadar tujuannya adalah perubahan perilaku, maka kalau bicara Kabupaten base nya ada ditingkat desa. Hari ini, kami undang seluruh desa untuk bisa berkompetisi dalam Program Bojonegoro Peduli Emisi Karbon. Dalam hal ini Pemkab Bojonegoro telah menuangkan konsep green economy dalam Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Bojonegoro tahun 2023 – 2026,” terang Anna.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Pemkab Bojonegoro, Dandy Suprayitno menyampaikan komitmennya dalam membantu mewujudkan visi penting Indonesia untuk menurunkan emisi Gas Rumah Kaca sebesar 29% dengan usaha sendiri dan sampai dengan 41% dengan bantuan internasional pada tahun 2030.
“Dinas Lingkungan Hidup Pemkab Bojonegoro siap menjalankan Program Bojonegoro Peduli Emisi Karbon dengan tata kelola yang baik dan efisiensi yang maksimal,” tanda Dandy saat menyampaikan laporannya pada acara pencanangan Bojonegoro Peduli Emisi Karbon di Pendopo Malowopati, Rabu (14/6/2023).
Direktur Utama PT Asri Dharma Sejahtera (ADS), Mohammad Kundori mengatakan, kegiatan peduli emisi yang dilakukan PT ADS adalah lewat Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan dengan bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup Pemkab Bojonegoro.
“Harapannya, Program Bojonegoro Peduli Emisi Karbon ini menjadi pemantik yang baik bagi Kabupaten Bojonegoro menjalankan program berbasis lingkungan hidup berkelanjutan dan sebagai perusahaan kita melakukan upaya untuk mengapresiasi atau membeli carbon, ada istilahnya carbon credit mengarahnya, namun regulasi carbon credit atau carbon trade masih terus kita pelajari lebih lanjut kata Dhory sapaan akrab Mohamad Kundori.
Acara pencanangan ini juga ditandai dengan penandatanganan komitmen bersama oleh Bupati Bojonegoro Dr Hj Anna Muawanah, Perwakilan Forkopimda yang hadir, Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Direktur Utama PT ADS Mohammad Kundori, perwakilan 3 kecamatan dan perwakilan 3 desa yang mendapatkan penghargaan sebagai desa pro-klim dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI.
Sesi ini kemudian dilanjutkan dengan pemberian materi dan best practice oleh Kepala Desa Pilanggede yang merupakan salah satu desa di Bojonegoro yang mendapatkan penghargaan sebagai desa proklim utama dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
“Kami konsisten bergerak dan punya visi yang sama dengan seluruh warga agar program ini berhasil,” kata Yaskun, Kepala Desa Pilanggede, Balen.
Selain itu, sesuai dengan tujuan awal pelaksanaan kegiatan pencanangan ini pada akhir sesi adalah bimbingan teknis pengisian formulir penilaian Adibuana Carbon Award 2023 oleh tim penilai. Nantiny, penilaian desa-desa ini dibagi menjadi tiga kategori yakni kategori penyerapan karbon tertinggi, kategori penyerapan karbon sedang dan kategori penyerapan karbon cukup.
“Ada beberapa indikator yang dinilai, salah satunya adalah seberapa banyak penghijauan/penanaman pohon di desa, ini termasuk pada jenis lokasi dan luasan penanaman, penyerapan emisi karbon dari kegiatan yang ditanam, maupun pemeliharaan terhadap tanaman yang di tanam itu, terang Nur Rahmawati, salah satu Tim Penilai Adibuana Carbon Award 2023. (Red/Yat)