Bupati Bojonegoro Ditantang Mahasiswa PMII Berdiskusi

Reporter : Sasmito

SuaraBojonegoro.com – Puluhan Mahasiswa yang tergabung dalam PMII Bojonegoro mendatangi kantor Pemerintah Kabupaten Bojonegoro setelah melakukan orasi di bundaran Sumbang, Bojonegoro, para mahasiswa ini menyampaikan beberapa tuntutan dan ingin ketemu langsung dengan Bupati Bojonegoro, Anna Muawanah, Rabu (19/6/19).

Karena tidak segera di temui oleh Bupati Bojonegoro Anna Muawanah, Para Mahasiswa ini ingin memaksa masuk secara bersama sama, sehingga ada aksi dorong dalam aksi tersebut, sehingga anggota Kepolisian dari Polres Bojonegoro yang sedang mengamankan jalannya aksi langsung melakukan negoisasi.

“Kami ingin ditemui Bupati langsung dan kami menantang bupati Anna Muawanah untuk berdiskusi dengan kami mahasiswa PMII terkait soal KPM,” Kata Ketua PMII Bojonegoro Nurhayan.

Baca Juga:  Angin Kencang Di Bojonegoro Beberapa Rumah Rusak dan Banyak Pohon Tumbang

Mahasiwa ini sempat bersitegang dengan anggota Satpol PP karena ingin masuk dan tidak mau diterima perwakilan, mereka juga menuding Bupati tidak Ngayomi dan nGopeni karena tidak mau bertemu dengan Mahasiswa.

“Harusnya Bupati menemui kami dan berdiskusi dengan kami untuk berdiskusi soal KPM (kartu petani Mandiri),” tambah Nurhayan.

Para mahasiswa ini menuntut dan menagih Janji Bupati Muawanah,
dan Wakil Bupati Bojonegoro saat kampanye yang akan memberikan Kartu Petani Mandiri (KPM) bagi para petani.

Akan tetapi hingga saat ini, kartu tersebut dinilai belum banyak tersentuh oleh para petani sejak usai dilantik pada Senin (24/9/2018) lalu, menurut Nurhayan, Ketua PMII Bojonegoro dalam aksinya mempertanyakan KPM, karena Program tersebut tidak bisa menyeluruh dan tidak semua petani bisa mengakses dan hanya petani yang tergabung dalam kelompok tani sesuai Perbup no 48 tahun 2018 tentang program petani mandiri.

Baca Juga:  Fraksi PKB: Selain Hadiri Acara YIPA, Kunjungan Bupati Ke Inggris Juga Untuk Tarik Investor

Disampaikan pula bahwa Hingga hari ini diduga Program Petani Mandiri tidak tepat sasaran karena untuk mengakses program. Petani mandiri harus punya KPM dan juga tergabung dalam kelompok Tani, namun masih banyak petani yang belum tergabung didalamnya. (Sas)