SuaraBojonegoro.com – Batasan bukan penghalang bagi Difabel di Dander untuk terus berkembang dan menjadi produktif. Meski didera pandemi Covid-19, semangat mereka untuk mengelola usaha tetap kuat. Itulah yang mendasari operator Lapangan Banyu Urip, ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) untuk menggelar Lokakarya Pengembangan Usaha Produktif bagi Perempuan dan Difabel di Balai Kecamatan Dander, Rabu (29/7). Kegiatan ini merupakan bagian dari program mocaf yang diinisasi EMCL.
Kegiatan ini dihadiri oleh Zunaedi Kepala Sub Bidang Kesejahteraan Bappeda Kabupaten Bojonegoro, Mulyadi Kepala Bidang Kelembagaan Koperasi Dinas Koperasi dan UMKM, Dwi Harningsih Kepala Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial, Ichwan Arifin External Affairs Manager EMCL, serta 40 difabel di Kecamatan Dander.
Lokakarya ini dilaksanakan dengan tiga agenda, yaitu penyampaian pencapaian program mocaf, pemaparan materi tentang olahan mocaf oleh tiga pembicara dari Bappeda, Dinsos, dan Dinas Koperasi dan UMKM dan sesi berbagi success story oleh penerima manfaat program mocaf.
Zunaedi selaku perwakilan dari Bappeda Kabupaten Bojonegoro menyampaikan apresiasinya yang tinggi terhadap EMCL dan berterimakasih atas perhatian yang sudah dilakukan untuk mendukung pemberdayaan masyarakat khususnya difabel.
“Program ini sangat bermanfaat untuk menambah skill teman-teman difabel. Tak hanya itu mereka juga menjadi lebih berdaya dan mandiri. Apresiasi yang tinggi saya sampaikan untuk EMCL karena telah menginisiasi program yang sangat bagus ini,” tutur Zunaedi dalam sambutannya.
Selanjutnya, Mulyadi selaku Kabid Kelembagaan dari Dinas Koperasi dan UMKM menyampaikan berbagai tips pemasaran produk-produk olahan tepung mocaf. Sejalan dengan yang disampaikan oleh Mulyadi, Dwi Harningsih juga memotivasi para difabel untuk tetap teguh dalam menekuni bisnis ini serta terus bersosialisasi dan berkarya.
Sebagai penutup, Arik penyandang difabel daksa dari Desa Sumberagung menyampaikan cerita suksesnya sebagai pengusaha tepung mocaf. Ia juga sangat mengapresiasi kegiatan usaha yang dilakukan oleh EMCL ini. “Dari program mocaf, kini saya dapat menghasilkan produk bernilai jual tinggi,” ungkapnya.
External Affairs Manager EMCL, Ichwan Arifin menyampaikan dirinya turut bangga karena para difabel kini telah berdaya. Bagi Ichwan, batasan bukanlah suatu halangan bagi seseorang untuk belajar dan berkembang.
“Ditengah situasi seperti ini, semangat kita perlu untuk dijaga agar tetap produktif. Program mocaf ini adalah sebagian kecil dalri implementasi visi dan komitmen EMCL kepada masyarakat disekitar wilayah operasinya.” tutur Ichwan.
Tak hanya fokus pada penyediaan energi tapi EMCL juga berkontribusi dalam mempersiapkan masyarakat di masa depan. Ia menambahkan, program ini adalah bentuk komitmen EMCL terhadap pengembangan ekonomi masyarakat khususnya difabel. (Lis/Red)