Reporter : Bima Rahmat
SuaraBojonegoro.com – Belasan ekor sapi di Kabupaten Bojonegoro, dilaporkan mati mendadak. Dari informasi yang diperoleh belasan sapi tersebut terjangkit virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Diketahui di Kecamatan Temayang, terdapat 13 ekor sapi yang mati dan di Kecamatan Ngasem terdapat 3 sapi yang mati. Sabtu (11/01/25).
Kepala Desa Dukohkidul, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, Sulibianto, menjelaskan jika virus PMK yang mewabah di desanya berbeda dengan yang terjadi pada sebelumnya.
“Karena wabah yang sekarang ini membuat sapi-sapi langsung mati,” katanya.
Menurut para peternak sapi wabah virus PMK ini dirasa sangat merugikan bagi para peternak. Peternak sapi menuturkan jika ternak sapi mereka mati mendadak tanpa ada gejala sakit terlebih dahulu. Para peternak ini juga mengaku jika mereka memakai pengobatan tradisional untuk mengobati ternak sapi mereka.
“Tapi tetap saja mati,” ujar salah satu peternak di Kecamatan Temayang.
Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan dan Perikanan, Kabupaten Bojonegoro, drg Lutfi Nurrahman, menegaskan bahwa pihaknya telah menyemprotkan disinfektan di beberapa desa.
“Selain itu juga sudah mengambil sampel darah hewan ternak yang terindikasi terjangkit PMK,” tuturnya.
Dirinya mengakui jika banyak ternak sapi yang terindikasi terjangkit virus PMK. Akan tetapi setelah dilakukan uji laboratorium hasilnya negatif.
“Sedangkan untuk pencegahan, minimnya jumlah petugas di lapangan disebut menjadi kendala guna melakukan penyemprotan disinfektan,” ucapnya.
Dari data yang dihimpun di Bendungan Gerak turut Desa Padang, Kecamatan Trucuk, telah diketemukan 6 ekor sapi mati mengambang. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menerjunkan Tim Search and Rescue (SAR) bersama personel gabungan instansi lain guna evakuasi bangkai sapi tersebut. (Bim/red).