Reporter : Yudianto
SuaraBojonegoro.com – Soal Tanah Hasil Pengerukan Embung dari Desa Kepoh, Kecamatan kepohbaru, Bojonegoro yang diindikasi di jual oleh salah satu oknum perangkat Desa setempat, dari hasil penelusuran wartawan Media ini, bahwa dari keterangan salah satu Sopir yang berhasil ditemui menyampaikan memang dirinya membeli tanah dari hasil pengerukan tersebut.
Dikatakan oleh salah satu sopir dump truck tersebut (namanya di Redaksi) bahwa dirinya dan sopir lainnya membeli tanah hasil pengerukan dari embung tersebut senilai Rp30 ribu, per ritnya, Sabtu (11/7/2020).
Sedangkan warga yang ditengarai membelinya ada dari Desa Pejok, Brangkal, Turi Kecamatan Kepohbaru, bahkan ada yang dari Poluju, kecamatan Baureno yang digunakan untuk menguruk lahan yang akan dibangun kandang ayam.
“Untuk satu rit dump truck kami membeli dengan harga Rp30 ribu, sedangkan biaya angkut tinggal jarak dan jauh dekatnya pengantaran mulai dari 125 ribu hingga Rp150 ribu,” Kata sopir tersebut yang meminta agar identitasnya tidak di sebutkan.
Namun sang sopir ini juga tidak mau disangkut pautkan dengan urusan pengerukan, dan dirinya hanya mengangkut dan menjual kemana saja adalah urusan para sopir truk tersebut. Diketahui pula banyaknya tanah diduga hasil pengerukan dari embung Desa Kepoh ini diangkut oleh para sopir di lahan lahan pribadi milik warga.
Satupun warga tidak ada yang berani memberikan komentar dengan alasan sudah ramai soal tanah tersebut menjadi pembahasan bahkan sempat banyak pejabat terkait yang datang ke lokasi embung di Desa Kepoh.
Sebelumnya dikabarkan bahwa kemarin Jum’at (10/7/2020), Camat Kepohbaru Sri Nurma Arifah, bersama muspika dan DPU Sumber Daya Air serta Pemdes Kepohbaru digelar di Balai Desa Kepohbaru, yang mengadakan kunjungan ke embung, serta mengadakan rapat yang menyatakan bahwa keberadaan urukan tanah dalam pekerjaan embung yang diperjualbelikan adalah tidak benar.
Namun dari keberadaan tanah yang berada di beberapa lahan milik warga di beberapa desa yang diduga berasal dari tanah hasil kerukan embung tersebut belum dijelaskan oleh pihak muspika yang turun ke lokasi.
Dan kabarnya hari ini kegiatan pengerukan embung tersebut hari ini berhenti, dan tidak ada aktivitas baik truk yang biasa mondar mandir keluar masuk lokasi embung tersebut.
Sementara kepala Desa kepoh, Saat di hubungi media ini melalui akun Wathsappnya, dijawab oleh anaknya. “Bapak sedang pergi HPnya ditinggal,” Berikut balasan Wathsapp dari Hanphone Kades Kepoh. (Yud/Sas)