SUARABOJONEGORO.COM – Pelayanan kesehatan di Bojonegoro, Jawa Timur, khususnya di daerah pinggiran dirasakan meningkat oleh masyarakat. Namun perlu penambahan kelengkapan fasilitas maupun tenaga medis agar pelayanannya lebih maksimal.
Salah satunya di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kecamatan Temayang. Pelayanan kesehatan di wilayah selatan Bojonegoro itu telah menunjukkan perkembangan sejak dua tahun terakhir.
Menurut salah satu pasien asal Desa Jono, Kecamatan Temayang, Anggi Nirmalasari (30), ada perubahan secara fisik di Puskesmas Temayang jika dibandingkan dua tahun lalu. Yakni, bangunannya yang luas, bersih, dan terdapat pelayanan rawat inap.
“Kalau dulu bangunannya biasa saja, sederhana,” kata ibu satu anak itu kepada wartawan saat di temui di Puskesmas Temayang, Selasa (6/3/2018).
Meski demikian, masih ada yang dirasa kurang memuaskan, dan sedikit mengecewakan dalam memberikan pelayanan. Setiap berobat atau periksa pasien harus menunggu selama berjam-jam.
“Sekarang saja, saya sudah menunggu sampai dua jam lebih untuk antre di dokter gigi,” imbuhnya.
Padahal pasien yang memeriksakan giginya kurang dari sepuluh orang. Masalah ini yang membuat pasien tidak betah menunggu lama-lama, karena menahan sakit.
“Kalau ada pembangunan rumah sakit di sini ya bagus, barangkali bisa lebih bagus lagi pelayanannya,” ucapnya.
Wanita berparas cantik ini berharap kepada Bupati yang terpilih mendatang, bisa menggratiskan seluruh biaya pengobatan melalui Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) tidak hanya untuk satu orang, tapi satu keluarga.
“Karena yang sekarang ini gratisannya cuma buat saya saja, suami dan anak tetap bayar,” ungkapnya.
Senada disampaikan, Hariyono (45), warga Desa Buntalan, Kecamatan Temayang. Dia mengaku kecewa karena saat memeriksanakan anaknya di Puskesmas Temayang, harus dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sosodoro Djatikusumo, karena petugas laboratoriumnya tidak ada.
Akhirnya Hariyono memboncengkan anaknya ke Bojonegoro, agar mendapat pelayanan laboratorium.
”Masalah seperti ini tidak akan terjadi kalau di sini ada rumah sakit,” kata dia yang mengaku anaknya terindikasi terserang Demam Berdarah (DB).
Oleh sebab itu, dirinya sangat setuju jika di wilayah selatan Bojonegoro dibangun rumah sakit (RS). Sehingga warga di wilayah selatan seperti Kecamatan Temayang, Bubulan, Gondang, Sekar, dan kecamatan sekitarnya tidak perlu jauh-jauh ke kota untuk mendapat pelayanan yang lebih maksimal.
”Harapannya dengan bupati yang baru nanti ya dibangunkan rumah sakit, karena nanti efeknya akan sangat luar biasa,” tegasnya.
Selain meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat di Temayang dan sekitarnya, juga menumbuhkan perkenomian warga sekitar.
“Nanti kan banyak warung makan, apotek, dan masih banyak lagi,” imbuhnya penuh harap.
Ditemui di ruang kerjanya, Kepala Puskesmas Temayang, Dwi Ripnowati, mengakui, baik alat kesehatan maupun tenaga medis yang ada belum mencukupi. Seperti belum adanya tenaga apoteker, dokternya belum lengkap, serta bidan yang ada belum mencukupi.
“Kalau aturan Permenkes ya belum sesuai standar, seperti ketersediaan dokter itu kan harusnya minimal ada tiga. Disini cuma dua,” tukasnya.
Untuk alat kesehatan, menurut wanita yang menjabat selama satu tahun ini, ada beberapa yang harus dilengkapi. Namun, hal itu bukan menjadi sebuah masalah untuk tetap memberikan pelayanan bagi masyarakat.
”Ya ada yang kurang, tapi bisa tercover dengan baik semuanya,” tegasnya.
Puskesmas Temayang memiliki dua jenis pelayanan yakni rawat jalan terdiri dari Poli Umum, Poli gigi dan mulut, Poli KIA atau KB, Poli Imunisasi. Poli pengendalian penyakit, Poli gizi, Klinik sanitasi, dan laboratorium.
Sementara rawat inap terdiri dari Unit Gawat Darurat (UGD), Pelayanan Obstetri Neonatus Essensial Dasar (Poned), dan ambulance selama 24 jam.
Untuk standar Puskesmas Rawat Inap, menurut dia, seharusnya jumlah dokter atau dokter layanan primer ada dua, dokter gigi satu. Perawat 8 orang, bidan 7 orang, tenaga kersehatan masyarakat dua orang, tenaga kesehatan lingkungan satu orang, ahli teknologi laboratorium medik satu orang, tenaga gizi dua orang, tenaga kefarmasian dua orang, tenaga administrasi tiga orang.
“Untuk mencukupinya, ya terpaksa tugasnya rangkap-rangkap,” imbuhnya.
Saat dimintai tanggapan terkait masalah itu, salah satu Calon Bupati (Cabup) Bojonegoro, Soehadi Moeljono, menyatakan, kedepan pihaknya akan mengembangkan fungsi dan peran Puskesmas dan Puskesmas Pembantu, termasuk Puskesmas Rawat Inap, serta RSUD Bojonegoro untuk memberikan layanan kesehatan paripurna kepada masyarakat. Artinya, penanganan kesehatan di tingkat Puskesmas bagi masyarakat di daerah pinggiran harus dilayani sampai tuntas, tidak sampai dirujuk ke rumah sakit kota.
“Kita akan menggratiskan pelayanan kesehatan ini bagi warga ber KTP Bojonegoro,” tegas mantan Sekda Bojonegoro yang sudah mengabdi 32 tahun di Pemkab Bojonegoro.
Selain itu, lanjut Pak Mul, pihaknya juga akan membangun Puskesmas dengan fasilitas dan fungsi seperti rumah sakit di wilayah selatan dan utara Sungai Bengawan Solo. Tujuannya, agar masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan secara mudah dan maksimal.
”Kesehatan ini merupakan kebutuhan dasar masyarakat yang harus diprioritaskan,” tandas Cabup yang berpasangan dengan Kader Muslimat NU, Mitroatin ini. (yud/red)