SUARABOJONEGORO.COM, Kediri – Kelompok Sandur Kembang Desa yang berasal dari Kelurahan Ledok Kulon Kabupaten Bojonegoro yang diundang untuk memeriahkan acara Kongres Nasional Komunitas Sejarah yang diselenggarakan di Kabupaten Kediri pada Kamis hingga Sabtu (25- 27 / 10/2018) benar benar memukau masyarakat.
Ribuan penonton memadati lapangan Desa Bringinrejo yang dikenal sebagai kampung madu. Dalam pergelaran Sandur ini, kelompok Sandur yang merupakan salah satu bidang garap Sanggar Sayap Jendela Art Laboratory ini mengambil lakon “Generasi Ta(h)u” .
Mustakim (45) salah satu penonton, mengaku merasa terhibur dengan penampilan Sandur dari Bojonegoro ini. “Sangat menghibur. Baru kali ini saya melihat kesenian sandur,” kata lelaki yang juga menjadi salah satu peserta konggres. Lelaki asal Mojokerto ini menambahkan bahwa kesenian Sandur mempunyai keunikan, misalnya dalam dialek yang diucapkan para pelaku. Selain itu cerita yang dibawakan juga berkisah tentang kehidupan sehari-hari sehingga mudah diterima.
Sementara itu, Novianto, selaku panitia penyelenggara Konggres Nasional Komunitas Sejarah menjelaskan bahwa pihaknya sengaja mengundang kelompok sandur, karena kesenian sandur beberapa waktu lalu sudah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh Dirjen Kebudayaan Republik Indonesia, sehingga pihaknya merasa perlu okut mensosialisasikan warisan budaya ini.
“Sesuai dengan visi dlmisi kami, yaitu berperan aktif dalam melestarikan dan menjaga aset budaya dan sejarah nasional, maka kami sengaja menggelar kesrnian tradisional dari Bojonegoro ini,” jelas Novi.
Seperti diketahui, Karya budaya lokal Seni Sandur asal Kabupaten Bojonegoro, ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia.
Penetapan dilakukan Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya, Direktorat Jendral Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia.
Penetapan tersebut dilaksanakan dalam sidang penetapan WBTB Indonesia 2018 di Hotel Millenium Sirih Jakarta pada Jumat (3/8) lalu. Selain wayang thengul dan seni sandur, ada enam karya budaya dari Jatim juga ditetapkan sebagai WBTB Indonesia. (SB/JW/Red)