SuaraBojonegoro.com – Tidak ada yang kekal kecuali perubahan, manusia dibekali akal untuk dipergunakan sebagaimana mestinya yaitu dengan bagaimana cara kita memperbaiki diri menjadi lebih baik dikemudian hari, berubah harus didasarkan pada diri sendiri mempunyai niat kuat serta aksi sebagai aktualisasi.
Berangkat dari pemikiran tersebut MI Muhammadiyah 21 Kapas Bojonegoro mengagendakan kegiatan Study Pendidikan ke SD SAIM Surabaya. Acara yang dikemas unik dan menyenangkan ini diikuti oleh 15 tenaga pendidik yang terdiri dari 7 guru wali kelas, 2 guru ektrakurikuler, 1 guru agama, 3 orang guru BTQ dan 2 guru TK/KB pada hari Kamis 22 Februari 2024.
Acara dibuka dengan penyambutan tuan rumah SD SAIM, Ustadzah Lilis selaku Kepala Sekolah menyampaikan bahwasanya kegiatan ini bukanlah sebagai acuan bagaimana gambaran sekolah yang maju, namun kita disini sama-sama belajar sharing ambil baiknya dan perbaiki kurangnya.
Di kesempatan yang sama saat acara penyambutan, Pak Muhammad Yusron Kepala MI Muhammadiyah 21 Kapas menanggapi dengan datar. “Kami datang bersama 15 guru untuk mencari pencerahan dan ilmu baru ataupun kiat yang bisa dilakukan supaya lembaga kami bisa mengadopsi dari beberapa cara manajemen dan penerapan pembelajaran,” ujarnya. Ditambahkan pula kegiatan studi ini merupakan kali ketiga di SAIMS Surabaya. Karena sebelumnya di tahun 2008 pernah mengadakan penelitian di sekolah alam ini dalam rangka menyelesaikan tugas akhir skripsi. Cuma banyak hal yang berubah dari infrastruktur dulu seperti misal percetakan yang pindah di Sidoarjo.
Masuk ke inti acara pihak SAIM menjelaskan dalam presentasinya. Sekolah menjalankan pembelajaran berorientasi pada alamiah anak. Yakni yang perlu kita garis bawahi bahwa bermain itu dalam bahasa psikologi disebut sebagai bekerja jika disandingkan dengan prespektif anak, maka dari itu guru harus melakukan kolaborasi antara bermain dengan belajar misalnya saat memainkan dakon. Tangan menjumput batu hal ini melatih motorik ringan anak dalam tangan, dilanjut menghitung dan menjatuhkan batu ke lubang tersedia. “Mereka harus berpikir untuk bisa menang yaitu siapa yang paling banyak mengumpulkan batu hal tersebut bisa melatih berhitung dan pola kritis anak,” jelas wanita yang masuk menjadi guru SAIMS sejak 2012 ini.
Pernah terjadi suatu kasus dalam kelas anak bermain namun karena salah satu ada yang curang mengakibatkan mereka bertengkar. Untuk mengatasi hal ini kita perlu mencari sumbu masalahnya ternyata mereka dalam bermain belum membuat aturan yang disepakati bersama. Meskipun terlihat sepele namun karena tidak adanya kesepakatan bersama bisa menimbulkan perselisihan. Meskipun tadi ringan bisa saja menjadi besar karena ketidak teraturan yang terjadi akibat bermain asal-asalan, tambahnya.
Diujung materi dibukalah forum tanya jawab Bu Ninik salah satu guru MIM 21 Kapas bertanya tentang bagaimana mengatasi keterlambatan anak dalam membaca atau biasa disebut juga dengan diseleksia.
Bu lilis pada gilirannya menjawab “Pertama mari kita cari kendala apa yang dialami siswa, mungkin karena motorik kurang tersinkron dengan otak saraf atau telingga yang kurang mendengar. Jika sudah diketahui sebabnya maka bisa diambil langkah penanganan dengan melatih kembali otot reflek tangan yang digunakan untuk menulis. Kemudian pemeriksaan rutin ke dokter THT jika diperlukan semua itu harus saling berkoordinasi dengan orang tua wali, ” tandasnya.
Setelah sesi penyambutan dilanjutkan berkeliling di lingkungan sekolah. Mulai dari observasi pembelajaran kelas atas yang kebetulan menggunakan lapangan futsal di lantai 3 untuk mempersiapkan O2SN. Dan juga berkeliling di lantai dasar tepatnya di kelas bawah dari proses pembelajaran yang mengedepankan keceriaan dan bingkai serius. Tidak hanya siswa normal, dibeberapa tempat juga terlihat ustadz/ustadzah mendampingi siswa yang inklusif dengan sabar.
Di lingkungan SD SAIM Suraby ternyata terdapat miniatur goa dan beberapa wahana outbound berfungsi untuk sarana anak mengekspresikan diri. Selain itu juga terdapat taman outbound, playground yang khusus kelas bawah maupun kelas atas.
Sebagai penutup semua berfoto dengan wajah penuh inspirasi, karena menemukan hal baru yang insyaAllah akan ditiru dan modifikasi saat pulang ke Bojonegoro. Sambil berpamit ke Bojonegoro kepala sekolah MI Muhammadiyah 21 Kapas memberikan closing statement, “Apa yang kita dapatkan hari ini hendaknya menjadi referensi kita dalam memilih inovasi seperti apa yang akan kita implementasikan di lembaga kita,” pungkas pria juga mahasiswa S2 Pak Sulton Amin salah satu pendiri SAIMS Surabaya. (Red/Lis)