Selalu Muncul Wartawan Baru, Ketua SMSI Ajak Belajar dan Pahami Kinerja Jurnalis

Reporter : Putut Sugiarto

SuaraBojonegoro.com – Perkembangan Peradaban teknologi di Indonesia dan memudahkan sarana komunikasi serta bahkan informasi, dan tidak sedikit juga masyarakat membuat media melalaui domain internet dan melakukan perekrutan wartawan baru, sehingga sering kali muncul wartawan wartawan baru di dunia media.

Dengan banyaknya bermunculan wartawan baru, dari berbagai kalangan usia dan latar belakang yang seharusnya mengikuti petunjuk Dewan Pers, juga mempengaruhi kualitas wartawan saat melakukan kinerjanya bahkan dari penyampaian Ketua SMSI (Serikat Media Siber Indonesia) Kabupaten Bojonegoro, Sasmito Anggoro yang disampaikan dalam acara Piramida (Ngopi Bareng Bersama Awak Media) di Polres Bojonegoro, bahwa  ada beberapa oknum wartawan yang tidak bisa membuat berita akan tetapi memanfaatkan gelar profesi Wartawan hanya untuk mendapatkan keuntungan pribadi saja.

“Banyaknya wartawan yang bermunculan dimasyarakat, seharusnya mampu dan memahami alur aturan dan juga kode etik serta tugas dan fungsinya sebagai wartawan, dan justru hal itu tidak sedikit oknum oknum yang mengaku sebagai wartawan tersebut justru menjadi bahan gunjingan dan juga terlibat persoalan hukum karena tidak memahami tugas jurnalistik,” Ujar Sasmito Anggoro.

Baca Juga:  Bale Parawangsa: Sudah Saatnya Dewan Kesenian Bojonegoro Lahir Kembali

Sasmito berharap, para redaktur atau pimpinan redaksi agar benar benar menyeleksi dalam perekrutan wartawan dan selayaknya disesuaikan dengan persyaratan menjadi seorang wartawan, mulai dari pendidikannya, Sumber Daya Manusianya, serta menguasai ilmu jurnalistik, tidak hanya dengan berbekal kartu pers dan hanya melakukan pekerjaan silaturahmi.

“Wartawan itu pekerjaanya konfirmasi dalam mencari berita bukan silaturahmi atau sekedar bertamu untuk mendapatkan sangu,” tambah Sasmito.

Dia juga menambahkan bahwa apa yang dilakukan oknum wartawan dan tidak sesuai kode etik dan juga aturan jurnalis yang ada maka akan mencoreng nama baik wartawan lainnya yang bekerja secara profesional, dan hal itu jelas merugikan wartawan lainnya.

“Dengan semakin banyaknya wartawan akan semakin bagus untuk kepentingan kontrol sosial di masyarakat, namun juga harus memperhatikan secara jelas apa yang menjadi aturan dan juga ilmu dari profesi wartawan tersebut, tidak hanya berbekal identitas dari medianya akan tetapi tidak bisa menjalankan profesi sesuai aturan, dan lebih prihatin lagi wartawan tidak bisa membuat berita sesuai kode etik,” terang pria yang juga Wakil Ketua IPSI Bojonegoro ini.

Baca Juga:  Statmen Bawaslu Yang Diduga Diambil Sepenggal, Seolah Wartawan Langgar Aturan

Dengan fenomena perkembangan banyaknya wartawan ini, Ketua SMSI Kabupaten Bojonegoro, agar para oknum wartawan tidak egois dengan tidak mau belajar kewartawanan, tapi paham dan tahu serta menjalankan ilmu kewartawanan adalah kewajiban sebagai seorang wartawan, sehingga dengan banyak belajar dan berkomunikasi dengan wartawan yang sudah profesional maka akan menambah ilmu bagi wartawan dan bisa menjalankan profesinya dengan baik.

Menurut Sasmito Jangan sampai wartawan itu justru menjerumuskan dalam memberikan informasi, akan tetapi  jika menjalankan ilmu kewartawanan dengan baik akan menjadi kontrol sosial yang baik, juga memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat dengan baik pula. (Put/Red)