Reporter : Bima Rahmat
SuaraBojonegoro.com – Merger atau penggabungan 13 Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kabupaten Bojonegoro, hingga saat ini masih mendapat penolakan. Dampak dari merger tersebut sebanyak 50 siswa SDN I Megale, mogok sekolah. Senin (17/07/23).
Dari data yang dihimpun sebanyak 50 siswa SDN I Megale, sampai saat ini tetap bertahan meski tanpa adanya guru dan aktivitas belajar mengajar.
“Ini masih standby di SDN I,” kata Vinda, selaku wali murid SDN I Megale.
Dalam hal ini Vinda, belum tahu sampai kapan para siswa SDN I Megale, akan mogok sekolah. Adapun para siswa SDN I Megale, tersebut enggan untuk di pindah lantaran sudah merasa nyaman di tempat yang lama.
“Intinya anak-anak nggak mau dipindah karena sudah nyaman disini (SDN I Megale.red),” ujarnya.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, persoalan merger mendapat penolakan dari beberapa wali murid di Kecamatan Sumberrejo dan juga di Desa Sambiroto Kecamatan Kapas, Bojonegoro, hal yang sama juga dilakukan oleh sejumlah perwakilan wali murid SDN I Megale, Kecamatan Kedungadem, dengan mendatangi kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bojonegoro.
Wali murid dan siswa SDN I Megale, ini mengeluhkan jika program merger ini tetap dilaksanakan akan memberatkan para siswa dalam proses belajar mengajar lantaran jarak sekolah yang dianggap terlalu jauh. (Bim/red).