Penebangan 718 Pohon di Kota Bojonegoro Untuk Enam Titik Proyek, Begini Kata Pegiat SUKET

Reporter : Sasmito Anggoro

SuaraBojonegoro.com – Penebangan Pohon yang beradat di trotoar atau pinggir jalan seputaran Kota Bojonegoro karena akan dilakukannya pembangunan proyek trotoar dan drainase, sehingga sebanyak 718 pohon peneduh harus ditebang

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bojonegoro Dandy Suprayitno kepada awak media mengatakan, bahwa semua pohon tersebut sudah dilakukan lelang berdiri, dan setelah ditebang pohon tersebut dibawa oleh pembelinya.

Dari pantauan awak media ini, penebangan pohon ini sudah dilakukan dibenerapa titik ruas jalan yang ada di Bojonegoro seperti Jalan Teuku Umar, jalan KH Hasyim Asyari, jalan BasukinRahmatdan beberapa ruas jalan kota Bojonegoro lainnya.

Dari data di Dinas PKP Cipta Karya dipastikan pemangkasan pohon menjadi rangkaian sebelum dilakukannya perbaikan trotoar dan drainase.

Baca Juga:  Enam Puluh Enam Mahasiswa IKIP PGRI Bojonegoro lolos Kampus Mengajar Angkatan 7 tahun 2024

Kondisi pemotongan pohon ini berdpak bagi arus lalu lintas, dan jiga pasca penebangan pohon beberapa ruas jalan yang awalnya rindang dan dingin saat ini berubah menjadi panas karena sudah tidak ada pohon peneduh lagi, Rabu (21/6/2023).

Adanya program Pemkab Bojonegoro, penebangan pohon tersebut, sangat disayangkan oleh Pegiat lingkar Studi Ekologi dan Energi Terbarukan (SUKET), dikarenakan Penebangan pohon penghijauan untuk pembangunan drainase seharusnya difokuskan pada aliran daerah yang rawan banjir, bukan pada sisi jalan pahlawan yang tidak rawan banjir.

“Penebangan pohon pengayom yang dilakukan diduga tanpa mempertimbangkan segi prioritas, pohon peneduh yang ada di Jalan Pahlawan tidak seharusnya ditebang dengan alasan perbaikan drainase, sifat drainase tersebut saling terhubung antarsatu dengan yang lain, tetapi di kawasan Alun-alun Bojonegoro tidak menghambat laju air,” terang Pegiat SUKET Indonesia, Rarandra pada wartawan.

Baca Juga:  Jalur Bojonegoro - Babat Padat Merayap Dan Macet di H + 1 Lebaran 2019

Dengan adanya penebangan pohon penghijauan itu juga akan berpengaruh terhadap berkurangnya kawasan penghijauan yang berdampak pada pengurangan kualitas udara. Buruknya kualitas udara salah satunya menjadi ancaman serius bagi kesehatan warga terutama bagi kelompok rentan. SUKET berharap pembangunan yang dilakukan Pemkab Bojonegoro lebih ramah terhadap lingkungan. (Lis/Sas/Red)