SIAPA SEBENARNYA YANG PANTAS MENJADI WAKIL RAKYAT?

Oleh: Kang Priyo

“Ada uang Abang di sayang, tak ada uang Abang ku tendang”

SuaraBojonegoro.com – Terkadang ungkapan di atas menjadi sebuah tagline khusus dari sebuah hubungan yang bahwasanya rasa suka, simpati, jatuh hati dan benih cinta BUKANLAH semata timbul karena sikap, perilaku dan ketulusan melainkan karena hitung-hitungan matematika ” Kalau aku harus memilih dia, aku dapat apa ATAU sebaliknya Kalau aku membeli suara mereka, bagaimana caranya supaya bisa cepat kembali modalnya”

Inilah yang menjadi cerminan bagaimana cara memilih wakil rakyat kita. Alih-alih atas nama Pesta Demokrasi tapi nyatanya ini adalah pesta dagang dan bazar murah suara yang di jual beli “Loe beli, Gw jual”

Kembali ke Judul artikel!

Jadi, siapa yang sebenarnya pantas menjadi wakil rakyat?

Konsep mendirikan, membangun, mensejahterakan dan memajukan Negara, WADAH UTAMA nya adalah Partai Politik. Masalahnya adalah WADAH ini sebagian besar di isi oleh sekumpulan OKNUM yang TIDAK berkeinginan untuk membangun, mensejahterakan dan memajukan, MELAINKAN hanya untuk mencari keuntungan, menghabiskan, mencuri dengan cara Korupsi.

Secara sistem Demokrasi, masyarakat itu ikut pemilu untuk memilih wakil rakyat untuk tujuan memajukan tapi kenyataannya yang di pilih bukanlah berperan sebagai wakil rakyat tapi PERAN nya sebagai pengusaha pribadi dan golongan yang akan sibuk mencari keuntungan.

Baca Juga:  Gaya Swasembada 32 tahun, akankah terulang kembali?

Jadi, selama ini kita harus menyadari bahwa selama ada kegiatan BAGI BAGI UANG, sejatinya kita tidak sedang memilih wakil rakyat tapi, ini bisnis jual beli sesaat.

Sekarang pertanyaannya adalah ” KENAPA PARA CALON WAKIL RAKYAT HARUS SEBAR DAN BAGI BAGI UANG SAAT PEMILIHAN?”

Karena kebanyakan mereka bukanlah para Politikus sejati yang memiliki kemampuan dan niatan untuk memajukan. Modal mereka untuk menjadi Wakil rakyat adalah kekuatan uang. Makanya tak usah heran kalau banyak oknum wakil rakyat yang kerjanya hanya duduk diam saat sidang, tanpa ide dan gagasan untuk memajukan. Yang terpikirkan adalah celah mana yang bisa di jadikan keuntungan.

LALU, KEMANA PARA POLITIKUS SEJATI YANG MEMILIKI KEMAMPUAN DAN NIATAN UNTUK MEMAJUKAN?

Mereka yang sejatinya memiliki kemampuan dan niatan untuk memajukan akan kalah oleh kepentingan dan keadaan.Apalah daya punya kemampuan dan niatan untuk memajukan tapi Masyarakat hanya memilih mereka yang bagi-bagi uang.

Baca Juga:  'Sesat Pikir’ atas Media Siber

APAKAH KALAU INGIN DI PILIH OLEH MASYARAKAT HARUS DENGAN BAGI-BAGI UANG?

Yah, inilah cerminan masyarakat Desa kita. KENAPA? Karena bagi masyarakat, tak penting siapa wakil rakyatnya. Toh setelah terpilih, mereka akan pergi melupakan, hilang di balik gedung perwakilan dan hanya kembali setelah lima tahun lagi.

Ini seperti Budaya sakit hati dan balas dendam seperti sinetron Indosiar yang penuh drama kemunafikan. MAU SAMPAI KAPAN?

Jadi, siapa sebenarnya yang pantas menjadi wakil rakyat?

Yang pantas adalah Mereka para politikus yang memiliki kemampuan dan niatan untuk memajukan tanpa ada konsep bagi-bagi uang. Siapapun Wakil rakyat yang terpilih tanpa bagi-bagi uang, maka mereka akan mendapatkan sebuah kekuatan bahwa sejatinya mereka sedang bekerja mewakil harapan banyak orang.

Bagi bagi uang hanya akan di lakukan oleh Calon Wakil Rakyat yang pasti tidak punya kemampuan dan niatan untuk memajukan”
(Kang Priyo)

*)Penulis adalah Certified Public Speakers | Founder Wisata Edukasi Kampung Tumo