Dapat Bantuan Combine, Gapoktan Megale – Kedungadem, Diduga Tak Transparan

Reporter: Bima Rahmat

SuaraBojonegoro.com – Warga Desa Megale, Kecamatan Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro, menduga tidak adanya transparansi terkait dengan bantuan mesin combine. Hal ini disampaikan salah satu warga setempat yang enggan disebutkan namanya. Selasa 04/04/23).

Kepada suarabojonegoro.com, dirinya menyebutkan jika awalnya Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dapat bantuan berupa combine. Dari bantuan tersebut selanjutnya digelarlah musyawarah kelompok tani, termasuk didalamnya strukturnya.

“Dari tujuh kelompok tani masing-masing tiga orang, berarti ada 21 orang,” katanya.

Dari rapat musyawarah tersebut ada beberapa perencanaan agar mesin combine ini dapat menghasilkan. Akan tetapi di musyawarah tersebut ada usulan untuk meminta persetujuan dari tokoh masyarakat.

“Cuma ketuanya (ketua gapoktan.red) ngotot, kenapa harus melibatkan tokoh masyarakat,” ujarnya.

Baca Juga:  Kerangka Manusia Ditemukan di Dalam Hutan Wilayah Tondomulo Kedungadem

Selanjutnya saat menjelang panen disepakati jika mesin combine tersebut disewakan ke penebas gabah berinisial “S”. Akan tetapi anggota Gapoktan yang awalnya 21 orang tinggal 9 orang untuk bermusyawarah.

“Orang 21 ini tadi yang diundang tinggal 9 orang yang sepihak dengan beliau (ketua Gapoktan.red),” jelasnya.

Terkait hal ini dirinya sempat mempertanyakan kejelasan mesin combine tersebut kepada ketua Gapoktan. Namun demikian dirinya tidak mendapatkan jawaban hingga saat ini.

“Sudah sampai 1 Minggu nggak ada jawaban,” tuturnya.

Tidak hanya itu, dirinya juga sempat mempertanyakan kepada bendahara Gapoktan terkait dengan uang yang masuk. Dari kontrak dari pihak ketiga diperoleh uang sewa 50 juta.

“Saya dengar saat ini Combinenya ada di luar Megale, padahal warga desa juga butuh,” tegasnya.

Baca Juga:  Oven Tembakau di Tondomulo - Kedungadem Ini Terbakar

Dirinya berharap kepada Gapoktan, agar transparan kepada masyarakat dalam mengelola Combine selain itu dirinya juga berharap agar Ketua Gapoktan, untuk terlebih dahulu mementingkan kepentingan para petani Desa Megale daripada kepentingan warga luar desa.

Sementara itu Ketua Gapoktan, Desa Megale, Kecamatan Kedungadem, saat dikonfirmasi melalui sambungan WhatsAppnya, hingga saat ini belum ada jawaban. (Bim/red).