Kawula Muda Minta Segera Dibangunkan Industri Manufaktur

SUARABOJONEGORO.COM – Program percepatan pembangunan industri jasa dan manufaktur untuk meningkatkan nilai ekonomi komoditas pertanian, peternakan, perikanan, dan perkebunan, serta mencipatkan lapangan pekerjaan baru yang digagas pasangan calon bupati (Cabup) dan wakil bupati (Cawabup), Soehadi Moeljono dan Mitroatin, mendapat dukungan kalangan pemuda di Bojonegoro.

Warga usia produktif itu menilai, program yang digagas pasangan yang dikenal masyarakat dengan sebutan “Mulyo-Atine” ini, akan mampu mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran.

“Bagus itu, saya sangat setuju. Itu akan menyejahterakan petani, dan membuka peluang kerja baru,” kata Hendriadi, pemuda asal Desa Trucuk, Kecamatan Trucuk, kepada wartawan, Selasa (15/5/2018).

Menurutnya, penurunan jumlah pemuda petani saat ini karena banyak generasi muda yang bermigrasi dari desa. Mereka tidak tertarik bekerja di bidang pertanian, sehingga beralih ke sektor lainnya.

“Termasuk saya yang memilih kerja di Kalimantan sebagai buruh kasar ketimbang bertani,” ucapnya.

Ia berpendapat, alasan ketertarikan pada sebuah pekerjaan bagi anak muda adalah yang memiliki nilai tambah. emiliki sentuhan teknologi yang selaras dengan perkembangan era globalisasi sekarang ini.

“Sektor pertanian kan belum seperti itu sekarang ini,” tegasnya.

Diakui, gagasan membangun industri manufaktur ini akan mampu meningkatkan kesejahteraan petani, karena menambah nilai jual hasil pertanian. Sekaligus bisa menciptakan peluang kerja bagi pemuda pengangguran.

“Hanya saja keterbatasan Sumber Daya Manusia yang ada harus diperbaiki oleh pemerintah sebelum mengembangkan industri manufaktur tersebut,” sarannya.

Baca Juga:  Kalangan BPD Dukung Industri Pengolahan

Banyak hasil olahan dari pertanian yang selama ini diabaikan oleh masyarakat Bojonegoro termasuk di Trucuk. Salah satunya produksi jagung.

“Kalau tumbuh industri manufaktur, maka akan ada olahan jagung yang berpotensi dikembangkan sebagai bisnis makanan ringan atau bahan baku lainnya,” tandasnya.

Oleh sebab itu, pihaknya berharap bupati terpilih mendatang harus benar-benar jeli dalam menjalankan roda pemerintahan. Nanti bisa menggandeng pihak swasta untuk mengembangkan industri manufaktur.

“Jangan sampai putus di tengah jalan. Harus disiapkan tenaga terampil untuk itu,” pungkasnya.

Senada disampaikan, Juari (29), warga Desa Tanjungharjo, Kecamatan Kapas. Profesi sebagai petani saat ini semakin dihindari oleh generasi muda. Selain penghasilannya yang tidak menentu, permasalahan gengsi dengan teman sebaya juga menjadi salah faktor keengganan tersebut.

“Malu saja kalau jadi petani, saya lebih memilih pekerjaan lain yang lebih menjanjikan, misal bekerja di perusahaan ataupun menjadi PNS,” sambung pria lulusan salah satu universitas di Bojonegoro dua tahun silam ini dikonfirmasi terpisah.

Menurutnya, harga beras di Indonesia jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan negara-negara lain seperti Thailand, Vietnam atau Myanmar. Anehnya, sampai saat ini mayoritas para petani masih tergolong hidup miskin.

“Jadi petani itu, rata-rata penghasilan mereka hanya untuk menutupi biaya tanam saja,” ungkapnya.

Baca Juga:  Permudah Modal Hingga Tingkatkan Kemampuan Usaha Pedagang Kecil

Diharapkan, pemerintah setempat bisa memberikan solusi tentang permasalahan tersebut, karena Bojonegoro memiliki slogan lumbung pangan dan energi.

“Jangan sampai predikat ini luntur lantaran tidak ada lagi generasi muda yang mau menjadi petani,” ingatnya.

Oleh sebab itu, dia mendukung jika Bupati terpilih mendatang bisa membangun industri manufaktur yang memberikan dampak positif di sektor pertanian.

“Belum ada terobosan seperti itu. Semoga kedepan itu benar-benar diwujudkan,” harapnya.

Dimintai tanggapannya, Cabup Bojonegoro, Soehadi Moeljono menyatakan, percepatan pembangunan industri manufaktur ini telah menjadi salah satu program prioritasnya kedepan. Pertanian Bojonegoro merupakan potensi menjanjikan yang bisa ditawarkan kepada investor untuk membangun industri tersebut.

“Sudah banyak investor yang ingin mendirikan pabrik pengolahan hasil pertanian di sini,” tegas Pak Mul, sapaan akrabnya.

Untuk mendukung itu, lanjut dia, pihaknya akan mengoptimalkan sektor pertanian dengan melakukan percepatan pembangunan Waduk Gongseng, beserta jaringan sarana irigasi persawahan khususnya di wilayah selatan Bojonegoro, dan pemberian jaminan ketersediaan pupuk bagi petani.

“Kita juga akan mempermudah izin untuk investasi dan usaha bisnis dengan waktu satu jam selesai, dan dukungan pembangunan infrastuktur jalan di seluruh desa berbahan cor beton,” pungkas mantan Sekda yang sudah 32 tahun mengabdikan diri sebagai PNS di Pemkab Bojonegoro ini. [lis]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *