Pemanfaatan Limbah Komoditas Unggulan Desa Menjadi Pupuk Kompos Oleh Mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura

SuaraBojonegoro.com – Pengabdian masyarakat sangat berarti bagi seluruh mahasiswa sebagai pengimplementasian materi di bangku kuliah. Tidak terkecuali oleh mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura. Program ini dilakukan selama 2 bulan pada hari jumat, sabtu dan minggu ditengah aktifnya kegiatan perkuliahan.

Salah satu contoh kegiatan dalam pengabdian masyarakat yang dilakukan adalah pemanfaatan limbah komoditas unggulan desa menjadi pupuk kompos. Ide pelaksanaan program ini dilatarbelakangi oleh persoalan masyarakat yang terlalu banyak meggunakan pupuk kimia berlebihan, belum lagi jika terjadi kelangkaan dan harga pupuk melambung tinggi.

Desa Drenges, Kecamatan Sugihwaras, merupakan desa yang berada di ujung selatan kabupaten Bojonegoro. Desa ini memiliki komoditas unggulan salah satunya adalah jagung, dengan potensi limbah pertanian yang melimpah. Tumpukan limbah pertanian jika tidak dimanfaatkan dengan baik maka akan mencemari lingkungan dan menjadi sarang nyamuk, maupun hewan melata lainnya. Potensi limbah lain adalah kotoran ternak yang terlihat menumpuk disamping rumah warga. Limbah nabati dan hewani ini memiliki potensi dijadikan pupuk kompos yang baik untuk tanaman dan tentunya dapat mendukung sistem pertanian berkelanjutan.

Baca Juga:  Edukasi Ramah Lingkungan, Mahasiswa STIE Cendekia Bojonegoro dan Anak Panti Asuhan Berkreasi Membuat Tempat Pensil dari Botol Plastik

Kegiatan praktik pembuatan kompos dibimbing oleh dosen pembimbing lapang, ibu Galuh Widitya Qomaro, M.Hi dengan penanggungjawab Lilis Etika Putri. Bekerja sama dengan kelompok tani dusun Lantung desa Drenges beserta warga masyarakat.

Lilis Etika Putri, selaku penanggungjawab kegiatan mengatakan bahwa “saat kami melakukan survey terdapat keluhan ketergantugan menggunakan pupuk kimia oleh masyarakat desa Drenges. Namun disamping itu desa Drenges memiliki komoditas pertanian unggulan yaitu jagung, dimana ketika musim panen maupun pascapanen pasti memunculkan limbah pertanian yang banyak, ditambah lagi disamping rumah warga yang terdapat tumpukan kotoran ternak dapat mencemari udara dan estetika lingkungan. Limbah nabati dan hewani ini harusnya bisa dimanfaatkan oleh masyarakat untuk membuat kompos sebagai solusi dari ketiga permasalahan tersebut,” terangnya.

Ketua Kelompok Tani Dusun Lantung, Desa Drwngws juga menjelaskan bahwa Pada kegiatan ini mereka mengundang kelompok tani dusun Lantung dan warga sekitar, kegiatan dilakukan di salah satu rumah warga. Dan sulitnya masyarakat untuk diajak berkumpul ketika ada kegiatan seperti ini, karena impact nya kurang dirasakan, sehingga para mahasiswa inj lakukan jemput bola, melaksanakan kegiatan langsung di rumah-rumah warga.

Baca Juga:  Bupati Bojonegoro Ditantang Mahasiswa PMII Berdiskusi

Hasil dan manfaat kegiatan memanglah tidak dapat dirasakan secara langsung. Seperti halnya manfaat penggunaan kompos ini. Memerlukan mindset yang bagus dan ketekunan yang konsisten dalam penggunaannya. Pupuk kimia yang dapat menghasilkan panen yang melimpah hanya memberikan kesenangan sementara bagi petani. Namun jika penggunaan dilakukan secara berlebihan, tanah akan terdegradasi, memadat dan dapat mematikan mikroorganisme tanah.
Dalam kegiatan praktik pembuatan kompos ini mahasiswa pengabdian kelompok 60 UTM berharap kedepannya bahkan setelah kegiatan selesai, masyarakat dapat menerapkan penggunaan media organik dimulai dari skala rumahan dengan memanfaatkan pekarangan rumah. Kemudian dapat meluas ke skala budidaya lahan pertanian demi menjaga lingkungan dan terbebas dari penggunaan bahan kimia sintetis. (Lis/Red)