Jatuh Bangun Merintis Usaha Melintasi Pandemi

LAMONGAN – Krisis ekonomi yang berlangsung selama dua tahun lebih yang disebabkan oleh pandemi covid 19, melululantakan berbagai sektor usaha, baik perseorangan, perseroan maupun pada sektor industri, dampaknya juga sangat dirasakan oleh masyarakat.

Tapi hal itu justru membangkitkan semangat pengusaha mebel jati asal Lamongan, yaitu Mohammad Supriono atau yang biasa di sapa Mas Pri. Ia bertekad bangkit ketika berada pada kondisi terpuruk.

Di tengah lilitan utang dan dengan modal kepercayaan, Mas Pri mencoba menjalankan bisnis mebel jati ini dari awal. Dalam kurun waktu satu setengah tahun, bisnisnya mulai pulih dan merangkak naik. Dulu di tahun 1996-2015 bisnis yang ditekuninya ini sudah merambah ke luar negeri, yakni ke Malaysia Timur pada tahun 1996-2000, dan saat itu bisnis tersebut mengalami kesuksesan.

Tapi roda terus berputar, di tahun 2001-2015 kondisi keuangan perusahaannya mengalami kemacetan, sehingga produksinya terbatas dan permintaan menurun. Selain itu, untuk tetap mempertahankan kelanggengan usahanya, berbagai cara ia lakukan dengan berhutang ke relasi-relasinya maupun ke berbagai sektor keuangan.

Baca Juga:  Kontribusi ExxonMobil Indonesia untuk Negeri

Dalam perjalanan hidupnya, Mas Pri sempat tertarik dan masuk ke dunia Jurnalis. Selama menekuni dunia barunya tersebut, banyak ilmu yang ia dapatkan, juga relasi nya semakin luas, sehingga timbul niatnya untuk mendirikan kembali perusahaan Mebel yang pernah ia geluti.

Mas Pri menyampaikan kepada rekan sesama media melalui telepon selulernya bahwa doa nya dikabulkan, sehingga ia bisa bangkit kembali dan mendirikan usaha Mebel UD Putra Jaya, yang pernah dirintisnya beberapa tahun lalu. Ia bersyukur dan berharap usaha yang dimilikinya ini mendapat keberkahan. “Di Malaysia saya sempat terpuruk dan saya bangkit lagi di Lamongan,” tutur pria yang hobi olahraga ini.

Kini ia dikenal sebagai Pengusaha Mebel UD Putra Jaya, beralamat di Gendong Kulon Rt 03 RW 02 Kecamatan Babat Kabupaten Lamongan, dan meraih omzet puluhan bahkan sampai ratusan juta pertahun nya.

Baca Juga:  Kreativitas Ekonomi Kaum Milenial Harus di Suport

Ia memilih sektor furnitur, karena menurutnya peluang mebel masih cukup besar dan Indonesia sangat kaya akan kayu-kayu berkualitas. Ia juga ingin mengembangkan usaha mebelnya ke luar negeri yaitu Malaysia, karena selama 20 tahun ini usaha mebelnya sudah dikenal di Malaysia.

Awalnya ia mencari pesanan, lalu menjadi perantara, karena keseriusannya menekuni usaha mebel tersebut, serta kegigihannya mengumpulkan modal sedikit demi sedikit, kini ia menjadi agen eksportir furnitur rotan dan kayu jati di wilayah Lamongan Bojonegoro.

Sejak tahun 2001, ia menawarkan mebelnya ke kantor-kantor desa, Instansi pemerintahan dan perorangan disekitar Lamongan, melalui sistem dor to dor ke kantor-kantor.

Lambat laun ada perkembangan, orderan satu persatu datang, sampai akhirnya ia memproduksi mebel sendiri dan bisa menyerap tenaga kerja, serta mendatangkan tukang spesial mebel dari Jepara. Untuk mengembangkan usahanya, pria kelahiran 1976 ini memanfaatkan pemasaran sendiri melalui website suara Joko Tingkir. (Red/Lis)