Cegah Pencemaran Air, Mahasiswa UTM Lakukan Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik Cair dari Limbah Cair Tahu

SuaraBojonegoro.com – Melalui Program Pengabdian Masyarakat UTM, Umi Rohmatin salah satu mahasiswi program Studi Menejemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura mengadakan Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) dari Limbah Cair Tahu.

“Adanya industri tahu yang berada di desa Kabunan cukup membantu pemulihan ekonomi, apalagi di situasi pandemi seperti saat ini. Kehendak setiap pelaku usaha tentu baik dalam sisi ekonomi, namun perlu dicermati juga bahwa limbah dari proses pembuatan tahu tersebut harus dikelola supaya tidak mencemari area yang terkena atau teraliri limbah tersebut.” papar  Umi Rohmatin, selaku penanggung jawab pelaksana pelatihan.

Masria (51) tahun, salah satu pengusaha tahu yang mengikuti pelatihan itu menuturkan bahwa, setidaknya dalam sekali produksi tahu membutuhkan minimal 1,3 kwintal kedelai per harinya. Dari hasil produksi tersebut didapatkan dua jenis limbah, yakni berupa ampas dan limbah cair (cuka).
“Sejauh ini, hanya ampas tahu mbak yang dimanfaatkan sebagai pakan sapi dan bahan baku pembuatan tempe embus, kalau limbah cairnya langsung dibuang ke sungai” tutur Marsia.

Baca Juga:  Tahun Ajaran Baru, Peran Penting Pendidik Untuk Masa Depan Generasi Bangsa

Pelaksanaan kegiatan pelatihan yang berlangsung pada Sabtu (11/6/22), yang bertempat di pabrik tahu milik Masria. Alat dan bahan untuk pembuatan pupuk cair tersebut tergolong murah dan mudah ditemui sehari-hari, seperti ember, sendok makan, limbah cair tahu, probiotik EM4, gula pasir, dan air kelapa.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembuatan Pupuk Organik Cair yaitu :
1. Menyiapkan limbah cair tahu yang sudah didinginkan menggunakan ember/jerigen sebanyak 5 liter, menambahkan probiotik EM4 150ml/3 sendok makan (sdm), gula pasir 150 gr/ 5-7  sdm, air kelapa 2 liter dan air secukupnya kemudian diaduk rata.
2. Bahan-bahan tersebut difermentasi pada wadah tertutup selama 14 hari dan disimpan di tempat yang terlindung dari sinar matahari.
3. Setelah 14 hari, POC hasil fermentasi limbah cair tahu sudah dapat dimanfaatkan.

Baca Juga:  MI Fathul Ulum Sumberjokidul Bagikan Sembako Kepada Warga Kurang Mampu di Harlah Ke-56

Mengingat mahal dan sulitnya mendapatkan pupuk saat ini, hasil fermentasi limbah cair tahu yang telah menjadi POC tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pupuk cair alternatif bagi masyarakat, khususnya para petani. POC hasil fermentasi limbah cair tahu mampu memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah, meningkatkan produksi, dan dapat menyehatkan tanaman.

“Dengan diadakannya pelatihan ini, harapan saya dapat menekan tingginya presentase pencemaran air sungai, mengingat banyaknya jumlah masyarakat yang memiliki industri tahu, melahirkan produk baru, serta membantu petani dalam memelihara kesehatan tanaman, sehingga perekonomian masyarakat bisa meningkat” Pungkas Umi Rohmatin selaku penanggung jawab kegiatan pelatihan. (Lis/Red)