Sally, Tak Pernah Diam Untuk Perjuangkan Nasib Perempuan

SUARABOJONEGORO.COM – Perempuan tidak harus berpangku tangan melihat fenomena yang terjadi disekitarnya, seperti banyaknya kejahatan seksual pada anak, dan juga munculnya “HOAX” atau berita bohong yang sekarang menjamur dimana-mana, termasuk di Kabupaten Bojonegoro.

Sebagai anggota Dewan Pemerintah Daerah (DPRD) Kabupaten Bojonegoro, Sally Atyasasmiselalu berupaya memperjuangkan nasib perempuan di Kota Ledre, serta menerima gagasan dan ide baru dari semua lapisan masyarakat.

Diceritakan Sally sapaan akrabnya, sejak kecil ia suka berinteraksi dengan banyak orang, melalui lingkungan sekitarnya, organisasi sekolah, perguruan tinggi maupun dalam perbincang-bincangan sehati-hari dengan orang yang ia temui.

“Dari hal itu saya belajar memperkaya wawasan dan pengetahuan dan yang tidak kalah penting adalah mendengarkan gagasan dan ide dari orang lain”, kata perempuan yang juga Ketua Komisi C DPRD Bojonegoro itu. Sabtu (21/4/18).

Namun mendengarkan gagasan dan ide orang lain tersebut, apalagi gagasan itu tidak sejalan dengan pemikiran kita. Sebagai makhluk hidup pasti memiliki naluri untuk mempertahankan diri dengan berfikir bahwa gagasannya adalah yang benar, sedangkan yang lain adalah salah.

Hal itu sekarang menjadi pemantik “Civil War” atau perang sipil pada masyarakat kita, dimana masyarakat saling hujat, memaki dan mem-bully satu sama lain hanya karena berbeda pendapat dan gagasan.

Menurutnya, semenjak tumbangnya orde baru dalam demokrasi dimana semua orang dapat dengan bebas mengungkapkan pendapat mereka. Bahkan semakin terlihat saat ini dengan kemajuan digital semua orang dapat memperoleh Informasi dan berinteraksi dengan seluruh penjuru dunia dalam satu genggaman yang disediakan dalam telepon pintar (Smartphone).

“Sehingga masyarakat dari berbagai lapisan dan latar belakang juga turut bergerak dan memperhatikan dinamika perpolitikan yang terjadi di tanah air. Terlebih dalam isu-isu politik elektoral sebagaimana yang terjadi pada pemilihan presiden pada tahun 2014 maupun pada pemilihan kepala daerah yang terjadi pada Pilkada DKI Jakarta bahkan dari berbagai penjuru I
ndonesia”, terangnya.

Disayangkan Sally , masyarakat begitu mudah menelan provokasidan propaganda yang bersumber dari berita ” HOAX”. Alih-alih mencari kebenaran akan sumber berita kebanyakan, orang langsung membagikan berita tersebut hanya klik tombol “share”kemudian dalam sekejap menjadi viral padahal belum tentu akan kebenarannya.

Mereka membagikan Informasi tanpa membaca dengan teliti, berusaha mencari sumber dan kebenaran berita sama dengan menyebar luaskan kebodohan. Belum lagi banyaknya berita hoax yang tidak hanya sekedar menebar kebohongan tetapi juga bersifat menghasut dan menebar kebencian yang berdampak pada perdebatan panjang dan bersitegang hanya karena sebuah berita bohong.

“Masyarakat harus jelidalam membaca pemberitaan, perdebatan dalam perbincangan politik. Memang sesuatu yang tidak dapat dihindakan namundalam koridor yang diperdebatkan adalah perbedaan pendapat, gagasan dan ide”, tutur Sally.

Untuk itu ia mengajak masyarakat untuk bisa menerima perbedaan sebagai sebuah keberagaman bukan sebuah kekurangan yang harus diseragamkan.

“Namun dinamika yang terjadi saat ini juga sebagai bahan pembelajaran, sehingga ketika Kota Ledre semakin mendekati momen politik elektoral masyarakat sudah benar-benar siap dan berpartisipasi aktif sebagai pemilih cerdas”, jelasnya.

“Oleh karena itu sebagai perwakilan perempuan, saya juga harus secara konsisten dan berkomitmen untuk menyuarakan kebijakan yang berpihak pada kaum perempuan”, pungkasnya.

Selain itu soal sering terjadinya kejahatan Seks pada anak, perempuan yang pernag mengecam pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Unnesa ini juga sangat prihatin adanya hal tersebut, tak jarang dirinya harus turun di masyarakat untuk terus melakukan sosialisasi guna mengurangi dan menyadarkan mastarakat betapa pentingnya menjaga anak anak dari perbuatan dan tindakan asusila oleh pelaku yang terkadang tak jauh dari lingkungan korban.

“Kejadian Ini sangat memprihatinkan, menambah deretan kasus di awal tahun 2018,” katanya kepada suarabojonegoro.com.

Politisi Partai Gerindra ini, berharap P3A segera melalukan pendampingan psikologis. Bekerja sama dengan pendamping hukum menjalani proses pemeriksaan pihak berwajib.

“Kami berharap P3A segera melalukan pendampingan psikologis,” ujarnya.

Aktivis perempuan ini menuturkan, agar selalu mensosialisasikan pencegahan pelecehan seksual secara masif disegala lini. Selain itu, membekali anak dan perempuan dengan kemampuan mencegah pelecehan seksual.

“Juga membutuhkan kepedulian dari masyarakat untuk tidak acuh terhadap lingkungan sekitar, tapi juga turut serta menjaga lingkungan apabila ada yang mencurigakan,” harapnya.

Pihaknya mengupayakan peraturan daerah (perda) perlindungan anak yang sedang disusun DPRD Bojonegoro cepat selesai. Diperkirakan selesai tahun ini. Selain itu, menambah referensi berdasarkan situasi yang berkembang saat ini.

“Kalau hukuman yang diatur dalam undang-undang maupun implementasinya dalam putusan pengadilan sudah berat, nyatanya masih tinggi angka kejadian,” Sally yang juga menjadi Bendahara CEO Persibo ini. (*/red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *