Reporter : Sasmito
SuaraBojonegoro.com – Riuhnya penolakan pindah oleh Pedagang pasar saat acara Sosialisasi pemindahan pedagang pasar Tradisional Kota Bojonegoro oleh Dinas Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disdagkop dan UKM) Bojonegoro, pada saat Sekda Bojonegoro angkat bicara dan ditolak oleh para pedagang karena menghendaki Bupati Bojonegoro Anna Muawanah langsung yang datang dalam acara sosialisasi, Senin (3/1/22).
Oleh H. Wasito dihadapan para pedagang pasar dan Kepala Disdagkop dan UKM Bojonegoro, mengatakan bahwa Sukemi tidak transparan selama ini. Para pedagang tidak pernah dilibatkan dalam penataan pasar wisata.
“Sehingga pedagang tidak tahu secara persis bidak, kios atau los di lokasi yang dimaksudkan. Tiba-tiba ada sosialisasi, hanya sekira tiga hari kemudian diminta pindah,” Ujar Wasito.
H. Wasito juga menyampaikan di Pendopo Pemkab Bojonegoro saat acara Sosialisasi bahwa pemerintahan ini adalah demokrasi, bukan otoriter, dan terus menanyakan dimana Bupati Bojonegoro tidak hadir dalam acara sosialisasi tersebut.
Tak hanya itu dihadapan Sukemi seorang ibu pedagang pasar juga menyatakan bahwa Arogan pemerintah selalu di utamakan. “Harusnya pak Kemi mengajak bicara dan diskusi, kami juga punya perwakilan untuk menjembatani, arogan pemerintah selalu di utamakan,” kata pedagang perempuan yang menggunakan Cadar hitam tersebut.
Perdebatan juga terjadi antara Sukemi dengan pedagang pasar Sugiharto terkait pernyataan bahwa Sukemi tidak akan pernah memindah pasar atau pedagang, namun pernyataan tersebut di bantah oleh Sukemi.
Pertemuan untuk acara sosialisasi justru terjadi kericuhan dengan pernyataan penolakan oleh para pedagang pasar yang tidak mau pindah dikarenakan banyak alasan dan persoalan, diantaranya seperti ada pedagang yang baru beberapa tahun membeli bedak pasar senilai Rp600 dan masih mempunyai hutang untuk pembelian bedak tersebut.
Sosialisasi dalam rangka persiapan pemindahan pedagang Pasar Kota Bojonegoro, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, yang digelar di pendapa kabupaten setempat berjalan riuh, Senin (03/01/2022). Pasalnya, Pedagang Pasar Kota Bojonegoro bersikeras menolak pindah ke Pasar Wisata Bojonegoro.
Keriuhan terjadi saat Sekretaris Daerah (Sekda) Bojonegoro, NurulĀ Azizah, memberikan kesempatan berbicara kepada ratusan pedagang yang diundang hadir di Pendapa Malawapati, usai Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disdagkop dan UKM) Bojonegoro, Sukemi, memaparkan berbagai fasilitas dan program yang ada di Pasar Wisata Bojonegoro bertajuk “Sosialisasi Persiapan Pemindahan Pedagang Pasar Bojonegoro.”
Sukemi sebelumya menyampaikan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, terus berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat Bojonegoro, tidak terkecuali warga yang berprofesiĀ sebagai pedagang. Pandemi membuat hampir seluruh aspek kehidupam dan perekonomian menjadi terkendala, dan pedagang pasar adalah salah satu yang mengalami keterpurukan.
Sukemi juga menyebutkan dengan pembangunan Pasar wisata dengan fasilitas modern ini akan mampu memberi dampak positif bagi peningkatan perekonomian warga Bojonegoro khususnya para pedagang pasar yang terdampak Pandemi Covid-19. (Sas/Red)