Pertamina Integrated Command Center Awasi Seluruh Operasional Subholding Pertamina

JAKARTA – Pasca rampung dan resminya seluruh tahapan restrukturisasi, PT Pertamina (Persero) dan seluruh Subholdingnya kini diawasi kinerjanya oleh Pertamina Integrated Command Center (PICC). Nantinya PICC akan menyajikan data secara realtime yang akan mendukung peran strategis Pertamina sebagai integrator seluruh lini bisnis dari aspek operasional dan komersial.

Lelin Eprianto, SVP Human Capital Management sekaligus Tim Leader PICC, menjelaskan PICC dikelola oleh Perwira (pekerja) Pertamina, dengan display utama yang terdiri dari 84 layar 55 Inch untuk memantau dashboard kinerja seluruh subholding, mulai dari Upstream, Gas, Refinery & Petrochemical, Integrated Marine Logistics dan Commercial & Trading dalam mendukung ketahanan energi di Indonesia. Kedepan, juga akan dilengkapi dengan dashboard kinerja Pertamina New & Renewable Energy.

Dashboard hulu bertujuan untuk memastikan Operational Excellence dan kelancaran supply chain oil & gas Pertamina melalui serangkaian aktivitas serta hasil dari operasional pada seluruh aset Subholding Upstream Pertamina baik yang berlokasi di Indonesia maupun di luar negeri.

Dashboard gas digunakan untuk melakukan monitoring, evaluasi dan optimalisasi kegiatan penerimaan, penjualan dan transportasi gas di Indonesia. “Termasuk yang melalui pipa Subholding gas Pertamina sepanjang 24 ribu kilometer dan terpanjang di Asia Tenggara,” kata Lelin (12/9).

Dashboard kilang memantau kelancaran supply chain oil & gas Pertamina melalui serangkaian aktivitas operasional serta hasil produksi 7 aset kilang Subholding Refining and Petrochemical Pertamina.

Dashboard Integrated Marine Logistics memonitor pergerakan seluruh kapal yang dipergunakan Pertamina untuk mengangkut minyak mentah maupun seluruh produk-produk Pertamina.

Baca Juga:  Subholding Upstream Pertamina Gelar Media Gathering Secara Daring

Dashboard Commercial & Trading menyajikan informasi ketersediaan stok BBM sampai level terminal, depot serta SPBU, termasuk proses penjualan dan pelayanan kepada customer. Dengan demikian, apabila terdapat potensi kekurangan BBM di aset Pertamina dapat cepat tertangani, termasuk mendeteksi transaksi anomali atas produk subsidi di SPBU.

“Dashboard juga dilengkapi dengan informasi MyPertamina yang fokus pada monitoring pelayanan pembayaran secara digital di SPBU serta informasi dari Pertamina Contact Center 135 yang merupakan layanan Call Center terintegrasi da nlayanan interaksi operasional 135 melalui telepon,video call, media sosial dan Pertamina Delivery Service,” jelas Lelin..

PICC juga memiliki Smart Meeting Room untuk video conference, Interactive TV, Interactive Voice Command dan Smart Glass yang dapat digunakan oleh top manajemen holding dan subholding untuk memutuskan kebijakan strategis perusahaan.

PICC merupakan pusat big data Pertamina yang memiliki 4 fungsi yakni pertama sebagai integrator dan koordinator atas aktivitas memonitor operasional, baik yang bersifat core, critical maupun supporting process. Kedua, PICC akan menjadi single source of truth yang diperlukan baik di lingkungan internal Pertamina Group dengan data terintegrasi. Lalu ketiga, PICC berfungsi melakukan analisa data menjadi infomasi, mendeteksi data, anomali, menguji kehandalan data serta menyusun executive summary dan rekomendasi yang diperlukan dalam proses pengambilan keputusan. Yang keempat, PICC merupakan sistem yang memilki otoritas untuk menindaklanjuti keadaan anomali yang ditemukan sekaligus memberikan rekomendasi bagi top manajement Pertamina Group.

Erick Thohir, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebelumnya menuturkan saat ini dunia bisnis dituntut untuk terus berinovasi, termasuk Pertamina. Salah satu inovasi yang harus dilakukan adalah digitalization serta Research and Development yang menjadi kunci kesuksesan perusahaan kelas dunia.

Baca Juga:  Untuk Penerbangan Haji 2019, Pertamina Jamin Pasokan Avtur

“Banyak sekali perusahaan dunia yang tadinya bergantung pada sumber daya alam tergeser ke teknologi. Sekarang perusahaan energi global di Top 10 tinggal Aramco, selebihnya sudah diduduki oleh technology company dan invesment company. Ini artinya, meski Pertamina merupakan perusahaan energi, tapi bidang research and development untuk digitalisasi menjadi sangat penting agar bisnis terus berkembang,” ujar Erick.

Basuki Tjahaja Purnama, Komisaris Utama Pertamina, menegaskan dengan adanya Command Center akan memperbaiki tahapan pekerjaan seluruh lini bisnis Pertamina.

“Fasilitas ini seperti ruang perang, seluruh jenderal bisa menganalisis data di sini untuk mengambil langkah kebijakan ke depan,” ujarnya.

Karena itu, ia meminta seluruh manajemen holding dan subholding mulai belajar membuat keputusan dari data yang ada di layar besar Command Center. “Ini terobosan yang sangat bagus dan harus terus dikembangkan untuk tujuan efisiensi. Kita bisa memanfaatkan semua data untuk membuat kebijakan yang tepat. Dewan komisaris akan sering datang untuk bertukar pikiran dan melihat perkembangannya,” kata Basuki.

Sementara itu, Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina, mengungkapkan kehadiran PICC menjadi salah satu inovasi Pertamina untuk menjadi global energy champion.

“Dengan adanya fasilitas ini, Pertamina bisa menerapkan satu strategi secara menyeluruh demi memberikan efisiensi sekaligus mengurangi kemungkinan adanya penyalahgunaan wewenang, sehingga akuntabilitas Pertamina Group tetap terjaga,” kata Nicke. (DE/Lis)