Mengaku Di Obrak Satpol PP, Pedagang Kembang Bingung Harus Jualan Dimana

Reporter: Ciprut Laila

SuaraBojonegoro.com – Beberapa pedagang kaki lima (PKL) di kawasan sekitar pasar dan alun-alun Bojonegoro mengaku di obrak beberapa satpol PP Pemkab Bojonegoro pagi dini hari tadi, Rabu (25/08/2021).

Akibatnya PKL mengalihkan lahan dagangannya ke depan toko sepeda disekitar pasar, beberapa satpol PP membantu untuk mengangkat meja dagangannya yang ada di pinggir jalan.

Dalam penggusuran itu mendapat keluhan dari beberapa pedagang kembang, salah satunya yakni Parti dari Desa Ngablak, Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro yang mengungkapkan, bahwa dirinya dan kawan-kawannya  sendiri binggung dengan adanya kegiatan Satpol PP tersebut dan diharuskan tidak berjualan ditempat semula, “Kitacuma  jualan saja kok di obrak, sudah dua kali mbak pengusuran ini, untuk yang pertama kali itu agak kasar, dan yang ini lumayan halus,” Ujarnya.

Baca Juga:  Satpol PP Akui Sudah Hentikan Pembangunan Menara Komunikasi Tanpa Ijin di Bojonegoro 

Dia juga menyampaikan dirinya juga di bantu Satpol PP untuk mengangkat meja, dan sempat menanyakan setelah disuruh pindah harus jualan di mana, kemudian anggota Satpol menunjuk lokasi yang kebetulan panas, yaitu di sebelah salah satu Supermarket.

Parti juga menjelaskan, kalau jualan di ruko harus kontrak dengan biaya 1 bulannya Rp900 ribu dan para pedagang kembang untuk Sekar atau Ziarah Kubur mengaku tidak mampu karena  penghasilan mereka satu hari raya raya hanya mendapatkan penghasilan Rp50 ribu itupun jika laku semua. Para pedagang Kembang ini juga mengeluh, jika seperti ini terus mereka bingung untuk tempat atau lapak jualan  (Prut/Red)