Merdeka dari Virus Corona

Oleh: Said Edy Wibowo*)

SuaraBojonegoro.com – Pandemi covid-19 dengan segala kerentanan masih mewarnai peringatan kemerdekaan tahun ini. Adanya pandemi mestinya tidak meniadakan ikhtiar bangsa untuk memaknai kemerdekaan sebagai peluang menumbuhkan kualitas hidup lebih baik lagi. Ikhtiar menumbuhkan kualitas hidup yang lebih baik bukanlah mustahil asalkan kita bersatu dan mau. Menyatukan derap langkah untuk bersama-sama melawan virus corona sehingga terpenuhi tema kemerdekaan kali ini; *Indonesia tangguh, Indonesia tumbuh*.

Indonesia menjadi tangguh jika perang melawan covid-19 bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga menjadi tugas dan tanggung jawab seluruh anak bangsa tanpa kecuali. Apresiasi pantas diberikan kepada semua anak bangsa yang dengan caranya masing-masing mengambil peran meringankan penderitaan sesama yang terpapar covid-19. Meski demikian, jangan pernah lelah pula untuk mengingatkan mereka yang tidak mematuhi protokol kesehatan, melanggar PPKM dan menolak mengikuti vaksinasi. Mematuhi protokol kesehatan dan keikutsertaan dalam program vaksinasi sehingga tercipta kekebalan bangsa, kekebalan masyarakat menjadi syarat menggerakkan roda perekonomian agar Indonesia tumbuh.

Pertumbuhan ekonomi tantangannya adalah bagaimana pertumbuhan itu tidak bersifat semu, tapi benar-benar dirasakan oleh rakyat dan seluruh lapisan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Pandemi covid-19 yang telah merenggut banyak nyawa mestinya memantik kesadaran baru bahwa kemerdekaan dari penjajahan bukanlah akhir dari perjuangan pembebasan. Ternyata penjajahan itu banyak nyawanya, yang lahir kembali dalam ragam dan bentuk yang berbeda.

Baca Juga:  ADA TIGA SUMBER ACUAN DALAM PENETAPAN HAKIM SELAIN UNDANG-UNDANG BERKAITAN PERMOHONAN SATU ORANG YANG SAMA DENGAN NAMA BERBEDA

Reinkarnasi penjajahan, kata Bung Karno, kolonialisme mempunyai juga baju modern, dalam bentuk penguasaan ekonomi, penguasaan intelektual, dan penguasaan materiel yang nyata. Nyata dirasakan saat pandemi covid-19 bahwa sesungguhnya bangsa ini masih perlu berjuang memerdekakan diri di bidang kesehatan. Hingga 10 Juli lalu, Indonesia menghabiskan Rp10,2 triliun untuk membeli vaksin covid-19. Pangkalnya ialah negeri ini belum merdeka dalam hal pembuatan vaksin, masih tergantung impor.

Jangankan vaksin, harga obat-obatan juga selangit karena 95% bahan bakunya tergantung impor. Padahal, Indonesia sebagai negara tropis amat kaya raya dengan tumbuh-tumbuhan sebagai bahan baku obat. Begitu juga alat-alat kesehatan yang masih dipenuhi dengan impor.

Mestinya pandemi covid-19 semakin menyadarkan bangsa ini untuk segera membebaskan diri dari ketergantungan impor bahan baku obat-obatan dan alat-alat kesehatan. Harus jujur diakui bahwa intelektual di negeri ini punya kemampuan yang luar biasa. Yang dibutuhkan ialah keberpihakan negara.

Indonesia memiliki ratusan ribu peneliti dan inovator serta ribuan diaspora peneliti kelas dunia. Bahkan, di antara vaksin yang diimpor itu ada sentuhan peneliti diaspora. Pandemi covid-19 hendaknya dijadikan momentum untuk berdikari di bidang kesehatan melalui kedaulatan teknologi. Ketidakmerdekaan di bidang teknologi kesehatan sangat dirasakan dampaknya, yakni rakyat membayar sangat mahal tes polymerase chain reaction (PCR). Sudah mahal, hasilnya tidak bisa cepat didapat. Padahal tes PCR diperlukan untuk mendeteksi covid-19.

Baca Juga:  Di Bojonegoro Tinggal 44 Orang Terkinfirmasi Positif Covid 19 Yang Masih Dirawat

Presiden Joko Widodo, kemarin, memerintahkan agar harga tes PCR diturunkan dari Rp900 ribu ke kisaran Rp450 ribu-Rp550 ribu. Tak hanya terkait harga, Presiden juga meminta agar semua hasil tes PCR bisa didapat paling lambat 24 jam. Presiden juga menekankan kecepatan itu diperlukan dalam rangka peningkatan testing. Elok nian, bersamaan dengan memperingati hari kemerdekaan, seluruh anak bangsa mengobarkan semangat untuk memerdekakan diri dari covid-19. Hanya dengan pembebasan dari wabah penyakit menular itulah kita bisa menumbuhkan kualitas hidup lebih baik dan bahagia.

Semangat membebaskan diri dari covid-19 merupakan salah satu bentuk patriotisme pada masa new normal. Bentuk nyata patriotisme anak bangsa dalam bela negara itu adalah mematuhi protokol kesehatan, menyukseskan vaksinasi dan tiada henti menjadi pelopor patuh pada protokol kesehatan: memakai masker, mencuci tangan pakai sabun, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas dan perbanyak berdoa. Selalu jaga kesehatan, jangan sampai tertular dan jaga keluarga kita dari bahaya virus corona. Sehingga bangsa ini benar-benar merdeka dari covid-19. Aamiin

Dirgahayu Indonesiaku ke – 76. Sekali MERDEKA TETAP MERDEKA

*) Guru MAN 5 Bojonegoro, Alumni Lemhannas RI Taplay angk.1 2021.