Pasca Tanggul Jebol, Pemkab Bojonegoro Segera Buat Pintu Pengendalian Banjir

 

SuaraBojonegoro.com – Luapan air sungai yang mengakibatkan jebolnya tanggul Kali Ingas turut Desa Kedungprimpen Kec. Kanor kini berangsur mulai surut. Dengan menggunakan perahu motor, pada hari Rabu 16/12/2020 Bupati Bojonegoro Anna beserta rombongan turun ke lokasi menyusuri sungai guna tinjau lokasi tanggul Kali Ingas yang jebol pada Senin malam 14/12/2020 kemarin. Jebolnya tanggul Kali ingas sendiri ditenggarai karena memang disitu terjadi titik pertemuan dua sungai, yakni dari sungai arah Kepohwates dan sungai dari arah Talun Kec. Sumberrejo, sehingga selalu menjadi langganan banjir ketika curah hujan tinggi, serta naiknya aliran sungai Bengawan Solo yang berada di lebaksari yang merupakan hilir Kali Ingas mengakibatkan air tidak bisa terbuang ke sungai Bengawan Solo.

Dalam tinjauanya di lokasi bencana, Bupati memerintahkan kepada Dinas PU SDA untuk segera melakukan perencananaan, pemetaan dan langkah strategis untuk tanggulangi luapan air Kali Ingas agar tidak menjadi langganan setiap tahun dengan segera membuat Pintu Pengendalian Banjir (check Dam) di hilir Kali Ingas turut Desa Lebaksari Kec. Baureno. Dan saat ini seluruh element masyarakat, dibantu rescue dari BPBD, Damkar, Kodim 0813 Bojonegoro, Brimob, Satpol PP, bergotong royong tanggulangi luapan air dengan membendung tanggul yang jebol.

Baca Juga:  386 KK di Bojonegoro Terdampak Banjir Luapan Sungai Anak Kali Pacal Gondang

Sementara itu Kepala BPBD Bojonegoro Nadief Ulfa menerangkan, sulitnya akses menuju ke lokasi jebolnya tanggul, pendistribusian material untuk membangun bendungan sementara akhirnya harus menggunakan perahu motor yang didrop dari Kodim 0813 Bojonegoro, Brimob, BPBD, Damkar, dan perahu motor milik warga lokal, semuanya bekerja ekstra mengisi karung-karung dengan material pasir, tanah, batu, bambu dan sesek untuk membendung air.

Jebolnya tanggul Kali Ingas sedalam 7 meter tersebut juga berdampak pada tergenangnya lahan pertanian milik warga di beberapa Desa yakni tanaman padi yang baru berumur 2-3 bulan. Dari data luasan lahan pertanian terdampak yang dihimpun dari Dinas Pertanian :

Desa Kedungprimpen : 325 ha
Desa Gedongarum : 350 ha.
Desa Temu : 150 ha.
Desa Pilang : 150 ha
Desa Prigi : 100 ha.

Baca Juga:  Pelapor Dugaan Pemalsuan Data Otentik Bupati Anna Sampaikan Proses Laporannya Ke Kompolnas

Sementara untuk tafsiran total kerugian lahan terdampak saat ini kami masih menghitung, tuturnya.Turut hadir mendampingi, Perwakilan Kodim 0813 Bojonegoro, Brimob, Dinas PU SDA, BPBD, Dinas Damkar, Forkopimcam Kanor, Kades Kedungprimpen, Kades Gedongarum dan relawan. (Lis/Red)