Reporter : Sasmito Anggoro
SuaraBojonegoro.com – Adanya kabar gadis dibawah umur yang hilang atau pergi dari rumah dan tidak ada pamit ke keluarganya, serta ada pria yang jadi tersangka dan diamankan oleh Polres Bojonegoro, hal ini menjadi perhatian oleh Anggota Komisi C DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) Kabupaten Bojonegoro, Natasha Dewanti, bahwa adanya dampak dari media sosial sehingga berdampak bagi anak remaja hingga kejadian pergi dari rumah yang diduga karena pengaruh orang lain, serta tindakan kejahatan seks terhadap anak.
Menurut Natasha, dampak media Sosial ini menjadi hal utama yang mempengaruhi tindakan korban sehingga nekat pergindari rumah tanpa pamit karena dugaan bujuk rayu dari teman atau orang lain melalui komunikasi dengan Medsos, apalagi rata rata korban adalah perempuan yang masih di bawah umur dan memiliki pemikiran yang labil dalam berkomunikasi atau tindakan.
“Selain itu lama waktu anak anak memegang Handphone android karena adanya belajar sistem daring juga bisa dimanfaatkan kesempatan oleh anak anak untuk membuka media Sosial dan berkomunikasi dengan banyak orang di dunia Maya, dan ini sangat mencemaskan dan harus menjadi perhatian kita semua,” Ungkap Perempuan dari Fraksi PDI Perjuangan ini, Saat ditemui di ruangan Komisi C DPRD Bojonegoro, Rabu (26/8/2020).
Menurut Natsha yang juga pembalap perempuan nasional ini bahwa Orang tua dalam hal ini juga tidak bisa disalahkan sepenuhnya dengan alasan kurang perhatian terhadap anak anak saat menggunakan android, karena anak anak juga ada tuntutan belajar daring, sehingga dampak belajar daring sangat dimungkinkan anak anak untuk membuka aplikasi lain di medsos, karena kesempatan dalam menggunakan android sangat memungkinkan.
Jarangnya tatap muka dengan para guru dan juga teman teman lainnya juga berpengaruh untuk menggunakan medsos sebagai komunikasi, “nah saat menggunakan medsos inilah pengaruh sangat dimungkinkan untuk mengajak keluar, bertemu, dan bujuk rayu oleh orang orang lain yang tidak dikenalnya,” Lanjut Natsha.
Sehingga Anggota Komisi C DPRD Bojonegoro ini menekankan kepada semua pihak tidak hanya orang tua saja agar mewaspadai anak anak dari komunikasi di medsos, yang rawan sekali dengan pengaruh negatif. Kurangnya sosialisasi penggunaan android dari pihak sekolah maupun lembaga terkait yang berhubungan dengan anak anak juga menjadi dampak adanya tindakan anak anak remaja yang terpengaruh dari komunikasi di medsos.
“Lamanya belajar daring melalu android juga sangat berpengaruh, sehingga kami dan rekan rekan komisi C mengharap segera adanya belajar dengan tatap muka, karena hal ini juga harus dilakukan untuk perkembangan anak anak didik sekolah,” Tegasnya.
Banyak juga ditemukan anak anak yang menggunakan android bermain game di warung warung yang terdaoa Wi Fi nya dengan alasan belajar daring oleh komisi C, hal tersebut alasan utama segera adanya belajar mengajar dengan tatap muka di sekolah.
Selain saat ini siswa siswi sudah sangat jenuh dengan konsep pembelajaran daring (dalam jaringan) akibat pandemi Covid-19. Belajar tatap muka sangat diperlukan meningkatkan belajar siswa sekolah, Sehingga pihaknya mendorong agar kegiatan belajar mengajar untuk segera dilakukan dengan menerapkan protokol pencegahan dan penanggulangan Covid-19.
Ditegaskan juga bahwa salah satu efek dari pembelajaran daring adalah siswa siswi dapat mengakses situs-situs negatif di internet. Sehingga hal ini sebenarnya perlu dievaluasi. Jangan sampai menimbulkan hal negatif, dan juga dampak sosial dimasyarakat.
Sebelumnya diberitakan bahwa dua tersangka diamankan Polres Bojonegoro dari dua yindakan dugaan membawa kabur gadis dibawah umur di Bojonegoro, sebelumnya juga melalui Medsos juga terjadi dugaan pemerkosaan di wilayah Kanor, hal ini menjadi keprihatinan masyarakat dan juga DPRD perempuan tersebut (SAS)